Mohon tunggu...
Dewi poedjawati
Dewi poedjawati Mohon Tunggu... Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya

Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya yang aktif dan memiliki ketertarikan dalam dunia penulisan ilmiah maupun kreatif, khususnya seputar isu-isu kesehatan hewan. Berkomitmen untuk terus belajar dan menyebarkan edukasi mengenai kedokteran hewan, maupun fun fact melalui tulisan yang informatif dan inspiratif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenapa Beruang Kutub Bisa Tahan Dingin, Namun Tetap Terancam Punah?

17 Agustus 2025   01:35 Diperbarui: 17 Agustus 2025   01:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruang kutub (Ursus maritimus) adalah predator puncak yang hidup di kawasan Arktik, tempat suhu dapat turun hingga-40 derajat celcius . Kemampuan mereka bertahan di lingkungan ekstrem ini didukung oleh adaptasi tubuh yang luar biasa, diantaranya:

Lapisan Rambut dan Kulit

  • Guard hair (lapisan luar): rambut panjang, berongga, tampak putih; berfungsi sebagai kamuflase di salju dan menyalurkan cahaya ke lapisan bawah.

  • Underfur (lapisan dalam): rambut halus, rapat, berwarna lebih gelap; berperan menyimpan udara hangat di dekat kulit dan menyerap energi cahaya untuk menjaga kestabilan suhu tubuh.

  • Lemak subkutan: lapisan lemak di bawah kulit setebal hingga 10 cm; berfungsi sebagai isolator alami, menjaga panas tubuh, serta mengurangi kehilangan energi terutama saat berenang di air dingin.

Penelitian menurut Wang, He, & Liu, (2022 )  juga menemukan bahwa permukaan rambut beruang kutub memiliki pola mikro sekitar 500 nm. Struktur ini berfungsi membuat cahaya matahari tidak mudah terpantul keluar melainkan diarahkan masuk ke tubuh. Mekanisme ini dikenal sebagai "Polar Bear Hair Effect" yang membantu beruang kutub memperoleh tambahan panas dari energi matahari.

Ancaman Akibat Pemanasan Global

Meskipun dilengkapi dengan sistem perlindungan yang sangat efisien, beruang kutub kini menghadapi ancaman serius akibat pemanasan global. Es laut Arktik yang menjadi tempat utama mereka berburu anjing laut semakin cepat mencair. Kondisi ini memaksa beruang berenang lebih jauh, menguras energi, dan menyebabkan kelaparan. Akibatnya, berat badan menurun drastis dan tingkat kelangsungan hidup anak-anak beruang juga makin rendah. Lebih buruk lagi, wilayah Arktik memanas dua kali lebih cepat dibanding rata-rata global, sehingga dampak perubahan iklim semakin terasa pada habitat mereka.

"Jauh di Arktik, beruang kutub tampak aman dari manusia. Namun kenyataannya, perubahan iklim perlahan menghapus rumah mereka" -Puja

Ancaman ini ironis karena beruang kutub tidak punah akibat diburu secara langsung, melainkan karena kehilangan habitat. Pemanasan global merupakan masalah seluruh dunia, di mana emisi gas rumah kaca dari berbagai belahan bumi tetap memengaruhi suhu di Arktik. Tanpa tindakan nyata untuk mengurangi emisi dan melindungi es laut, beruang kutub berisiko punah bukan karena perburuan, tetapi karena hilangnya rumah mereka akibat perubahan iklim.

Reference:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun