Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Guyub Rukun antar Tetangga di Hari Raya Idul Adha

11 Agustus 2019   21:16 Diperbarui: 11 Agustus 2019   21:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hahaha... ayo semangaatt..." teriak salah satu warga untuk memberi semangat kepada warga lainnya saat memotong dan mengelola pembagian hewan qurban siang tadi (11/8). 

Hari Raya Idul Adha memang menjadi salah satu peristiwa sakti yang dapat mempersatukan warga minimal di lingkungan Rukun Tetangga (RT). 

Tidak hanya para Bapak yang sibuk mengurus hewan kurban, para Ibu dan remaja turut ambil bagian masing-masing. Kaum Ibu biasanya memasak dan menyiapkan minuman untuk para Bapak yang bekerja berlumur darah hewan kurban, sedangkan jajaran remaja mendapat peran mengantarkan daging kurban yang telah dikemas dan ditentukan siapa penerimanya. 

Semuanya berkumpul, bahkan anak-anak pun bergembira bermain bersama di sekitar area yang lekat dengan aroma kambing atau sapi. 

Hari-hari biasanya mereka jarang berjumpa, jangankan antar tetangga satu RT dengan tetangga sebelah rumahpun belum tentu dalam satu hari sempat bertemu muka. 

Masing-masing memiliki kesibukannya, dengan pekerjaan yang berbeda maka waktu beraktifitasnya pun berbeda, inilah yang menyebabkan tidak ada suara saling sapa. 

Adalah sebuah realita terlebih bagi yang hidup di kota Jakarta, para penghuni rumah nyaris menjadi makhlul yang anti sosial. Tentu ini bukan pilihan mereka, melainkan kondisi yang menyebabkan semuanya terjadi. Lalu lintas yang semakin macet menyebabkan para pekerja harus berangkat lebih pagi dan pulang lebih malam, dan setibanya di rumah waktu yang ada dialokasikan untuk keluarga. 

Rutinitas seperti itu terus berulang setiap harinya, hingga di penghujung minggu lagi-lagi waktu untuk keluarga menjadi yang utama. Lengkap sudah keseharian yang hanya berkutat dengan kesibukannya sendiri-sendiri. 

Dibalik kenyataan itu, siang ini berbeda, semuanya berkumpul di satu titik area untuk bersama-sama merayakan Idul Adha dengan menyembelih sapi atau kambing. Riuhnya canda tawa kerap terdengar disela-sela mengurus ritual yang dilaksanakan setahun sekali ini. 

Hari Raya yang juga biasa disebut dengan Lebaran Haji berhasil menjadi pemersatu, yamg sebelumnya tidak kenal menjadi kenal, yang sebelumnya belum pernah bertemu menjadi bertemu dan yang sebelumnya hanya bisa memandang dari jauh menjadi bisa memandang dari dekat. Alhamdulillah, yang biasanya sibuk dengan dunianya yang maya, hari ini sibuk bercanda di dunianya yang sungguh nyata. 

Usai menyembelih dan mengelola pembagian hewan kurban, bagi sebagian orang ada yang membakar sate bersama. Menikmati sebilah daging sapi atau kambing yang dibakar dengan canda tawa bersama tentu berbeda rasanya dengan yang dipesan melalui aplikasi ojek makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun