Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran untuk Anak dari Kegiatan Family Run, Finisher are Learner

15 Juli 2019   14:58 Diperbarui: 15 Juli 2019   15:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, (14/7) kami sekeluarga mengikuti kegiatan Family Run yang diselenggarakan oleh salah satu pemilik merk minuman susu yang berlogo dominan warna hijau. Melalui kegiatan yang diselenggarakan di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan ini sebagai orang tua saya ingin kedua anak saya tidak hanya berlari semata tetapi juga bisa mendapatkan berbagai pembelajaran yang secara tidak langsung didapatkan di sana.

Di sana mereka belajar bagaimana caranya melawan rasa lelah sedangkan track masih panjang, masih ada beberapa tikungan dan putar balik jalanan. Semoga bisa merefleksikan perjalanan hidup yang juga masih panjang dan tidak boleh lelah, siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, agar akhirnyanya bahagia akhirat pun dunia. Mereka juga belajar bagaimana caranya tetap sportif, menyelesaikan track lari tanpa sedikitpun berlaku curang. Ada di beberapa titik lintasan yang bisa dijadikan short cut untuk mencapai garis finish lebih cepat, tapi mereka harus paham bahwa dalam meraih apapun tidak boleh ada yang namanya kecurangan. Sekali berbuat curang, maka bukanlah pemenang melainkan pecundang.

Hari itu mereka juga belajar, sekeping medali yang menjadi idaman hanya bisa didapatkan jika menyelesaikan pertandingan. Mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan, tidak boleh mundur di tengah jalan dan tidak boleh mengeluh rute yang dibuat sungguh melelahkan. Semoga mereka paham, bahwa jika menginginkan sesuatu tentu ada harga yang harus dibayar, ada usaha yang harus dikeluarkan, ada keringat yang bercucuran dan ada semangat yang tidak pernah padam. Karena sesungguhnya, tidak ada jalan pintas menuju kebahagiaan.

Hari itu mereka juga belajar, terus berlari sekuat tenaga di tengah persaingan dengan peserta lain. Mereka juga melihat pemandangan anak-anak lain yang memutuskan untuk menjatuhkan lutut di jalan lalu duduk terdiam karena kelelahan, serta pemandangan yang berjalan santai sambil terus minum sebotol air digenggaman.

Semoga mereka paham benar apa artinya perjuangan, jika ingin terus melesat dan menang tentu jangan banyak duduk terdiam tanpa perbuatan. Jangan terlalu banyak jalan di tempat sehingga begitu banyak yang mengalahkan. Berlari atau berjalan adalah pilihan, setiap orang berhak memutuskan, namun yang pasti hasil akhir yang akan dicapai tentu berbeda. Ketika sekali saja kamu memutuskan untuk diam, maka seketika itu pula kamu akan tertinggal.

Pada moment itu mereka juga belajar tentang arti sebuah kejujuran. Di mana setelah memasuki garis finish semua pelari anak mendapatkan medali dan goodiebag. Pembagian benda-benda ini tanpa perlu adanya menukar kupon, nomor dada atau tanda lainnya. Pelari hanya cukup antri sekenanya sambil merasakan nikmatnya kelelahan kemudian sambil lalu menerima medali beserta goodiebagnya.

Semoga mereka paham, kejujuran adalah modal utama berperilaku dalam kehidupan, panitia mungkin akan kesulitan mengenali siapa yang sudah menerima medali dan siapa yang belum, karena tidak adanya penukaran tanda bukti. Di arena ini semoga mereka melihat, tidak satupun pelari yang berpura-pura belum menerima reward lantas kembali meminta untuk kedua kalinya.

Sungguh kejujuran memang segala-galanya. Kemarin mereka juga belajar, bahwa anak kecil dan orang dewasa memiliki peluang yang sama untuk sukses. Tinggal bagaimana kita berusaha, ingin bersantai-santai ria atau berjuang sekuat tenaga demi hasil yang diidam-idamkan.

Kemarin mereka juga belajar, bahwa proses melebihi segala-galanya. Terkait hasil apa yang didapatkan memang tergantung bagaimana usaha yang dikeluarkan. Semoga mereka juga belajar, tidak perlu memaksakan diri jika sudah kelelahan, mungkin bakatnya bukan di olahraga lari melainkan ada di panahan atau yang lainnya. Mereka akan belajar paham, bahwa menjadi sukses tidak harus di satu bidang yang sama dengan rekan-rekan.

Semoga mulai hari itu mereka belajar, lari jauh-jauh hanya mendapatkan medali dan pisang? Bukan, bukan dua benda itu yang menjadi tujuan, melainkan sportifitas dan kesehatan yang merupakan bekal hidup berkepanjangan. Semoga mereka semakin belajar, bahwa yang terkece adalah menjadi juara tapi tidak dengan cara menginjak siapapun yang menjadi saingan.

#DNU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun