Mohon tunggu...
Dewi masluchah
Dewi masluchah Mohon Tunggu... Mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa UIN Malang|Fakultas FITK| ingin menjadi penulis yang baik dan benar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membantu Anak dalam Mengatasi Kesulitan Disekolah

27 November 2016   07:41 Diperbarui: 27 November 2016   08:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang dilakukan orangtua ketika anak mengalami kesulitan belajar? Sering kali banyak orangtua tidak menyadari ketidakmampuan belajar, masalah emosional dan keluarga yang mempengaruhi prestasi. Kesulitan sekolah membutuhkan identifikasi yang tepat sebagai langkah pertama untuk mengatasi masalah. Orangtua harus intensif melakukan pengamatan didalam proses belajar anak. Anak dilatih untuk tidak malu mengungkapkan isi hatinya. Dengan begitu anak mampu mengungkapkan kesulitannya dalam kesempatan apapun.

Jika ditemui kesulitan khusus, orangtua, guru, dan anak harus bertemu untuk segera menyelesaikan masalah. Proses ini sangat penting agar melibatkan anak, karena orangtua dan guru harus memahami apa yang menjadi kesulitan anak untuk diatasi bersama.

Pengasuhan merupakan sebuah proses tindakan dan interaksi orang tua dan anak. Dan disinilah merupakan proses dimana kedua belah pihak saling mengubah satu sama lain saat anak tumbuh menjadi sosok dewasa. Orang tua tidak hanya mengasuh melaikan juga melindungi dan membimbing anak dari bayi hingga tahapan dewasa. Orang tua melakukan investasi dan komitmen abadi pada seluruh periode perkembangan yang panjang dalam kehidupan anak.

Orang tua memberikan perhatian dalam interaksi langsung dengan anak. Misalnya, orang tua memberi makan untuk anak, mengajar dan bermain bersama anak. Mereka juga memberikan perhatian melalui tindakan tidak langsung yang bisa muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, orang tua berperan sebagi penasehat bagi anak di dalam masyarakat dengan memastikan sekolah dan pendidikan bagi anak begitu pula dengan perpustakaan dan taman bermain untuk kegiatan sepulang sekolah.

Masuknya anak ke sekolah menandai tahapan baru dalam peran orangtua. Anak lebih banyak menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari orangtua ketika berada di sekolah dan bersama teman-temannya. Mereka menyerap informassi baru serta mendapatkan tantangan serta nilai baru. Disini sebagi orang tua bagaimana cara orangtua memunculakna kesuksesan anak dalam tahapan perkembangan di usia sekolah dasar.

Anak pada usia sekolah dasar telah belajar rutinitas kehidupan seperti; makan, berpakaian, ke toilet, mengatakan sesuatu dengan lebih mudah, dan mengurusi banyak kebutuhannya sendiri. Saat mereka masuk ke sekolah dasar maka mereka akan menyusaikan diri dengan dunia pendidikan formal yang lebih besar dan lebih menuntut, dan mereka juga harus menciptakan tempat sosial bagi diri mereka bersama teman-teman baru. Peran ibu dan ayah terus berhubungan dengan anak dengan cara yang berbeda. Ibu memegang tanggung jawab utama untuk mengelola tugas keluarga misalnya menjadwalkan mandi dan pekerjaan rumah pada anak. Ibu lebih bersifat mengarahkan pada anak dan lebih positif dalam bereaksi terhadap anak.

Ayah, meski lebih netral pengaruhnya pada anak, ayah terus terlibat dalam permainan fisik dan memberi kasih sayang yang lebih banyak, baik pada anak laki-laki atau anak perempuan. Ketika ia memiliki pekerjaan dengan status yang tinggi, mereka memiliki lebih sedikit waktu bersama anak. Meski peran ibu dan ayah berbeda, anak melihat mereka memiliki banyak kualitas yang sama. Kedua orang tua digambarkan sebagai sosok yang penuh cinta, bahagia, jujur, bertanggung jawab, dan percaya diri. Ayah lebih tertarik dalam pelajaran dan kreativitas dibandingkan ibu, dan ibu lebih peduli pada perasaan anak dibandingkan ayah.

Hubungan dengan saudara, anak lebih sering menghabiskan waktu bersama saudara daripada dengan orangtua. Hubungan mereka berkembang sejak sekolah dasar dan menjadi lebih menyenangkan. Tingkat kepuasan tergantung pada iklim emosional dalam keluarga, ksrena hubungan antar saudara cenderung mencerminkan cara orangtua memperlakukan satu sama lain dan cara mereka berhubungan dengan anak. Ketika orangtua bersikap positif dan memperlakukan anak dengan adil, maka antar saudara memiliki hubungan yang baik. Sebaliknya, ketika ayah dan ibu merasa marah satu sama lain, mereka lebih kasar kepada anak, yang kemudian menunjukkan kemarahan pada teman atau saudara mereka. karena konflik dalam hubungan persaudaraan selama bertahun-tahun menandakan tingkat kecemasan, depresi, dan tingkah anak di awal usia remaja, maka perbaikan hubungan ketika ketegangan muncul menjadi hal yang paling penting.

Anak menghabiskan sekitar 30 persen atau lebih waktunya bersama teman dalam berbagai latar belakang (sekolah, kelompok) dengan pengawasan yang lebih kecil dari orang dewasa dari sebelumnya. Mereka lebih banyak waktu dalam permainan yang lebih kasar tetapi menyenangkan dibanding ketika usia prasekolah dan dalam permainan kelompok.

Pada usia ini, anak tertarik dengan teman yang hobinya sama dengan mereka, tetapi mereka juga mencari teman yang bisa mereka percaya bersikap setia dan mnedukung. Hubungan persahabatan tumbuh ketika  anak dapat menunjukkan pemikiran dan perasaannya dengan jelas. Dan persahabatan cenderung bertahan ketika sahabat bersifat baik, mudah bergaul dan memiliki konflik yang rendah.

Ketika beberapa anak dikenal sebagai sosok yang populer, hal yang penting dalam hubungan pertemanan ialah memiliki kualitas pertemanan dengan berbagi, interaksi positif, dan kesediaan untuk menyelesaikan konflik. Ketika anak yang pemalu dan menarik diri memiliki ikatan pertemanan demikian, mereka akan menghindari pengalaman negatif yaitu penolakan dan viktimisasi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun