Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Ketika Engkau Dilahirkan, 100 Miliyar Neuron Berkembang

10 April 2021   11:15 Diperbarui: 10 April 2021   11:17 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://s3.bukalapak.com/bukalapak-kontenz-production/content_attachments/51048/w-744/Ucapan_Kelahiran_Anak_Image_Utama.jpg

"kita tidak dapat memilih dilahirkan dalam keluarga yang buruk atau keluarga yang baik, akan tetapi kita kita dapat memutuskan ingin menjadi orang yang baik atau orang yang buruk" P. Sandra D.

Kelahiran seorang anak dalam keluarga sering di nantikan, ada kalanya harus menunggu bertahun-tahun, ada pula dengan singkatnya waktu. Kehidupan setiap manusia itu berbeda-beda. Tidak bisa di sama ratakan satu dengan yang lainnya. Agar apa? Agar dalam kehidupan ini manusia saling melengkapi, tidak berselisih dan tentunya saling mendukung satu sama lain.

Tidak di pungkiri bahwa ada banyak sekali perbedaan di dunia ini. setiap orang tidak bisa menghindari sebuah perbedaan, sejauh apapun berlari maka perbedaan itu pasti ada dalam setiap pribadi masing-masing.

Kembali pada ketika bayi dilahirkan... tahukah kalian, bahwa ketika bayi di lahirkan otaknya itu telah berkembang dengan pesat sehingga otaknya itu hampir sama dengan otak orang dewasa, kira-kira hanya kurang beberapa persen lagi, naaaah otaknya itu sekitar 60% dari otak orang dewasa.

Ketika bayi dilahirkan, yakni ketika tahun pertama ia melihat dunia, di situlah awal mula tangan yang senantiasa mengelus, hati yang senantiasa menyayangi berperan. Siapa ia, beliau adalah ibu, dan terlebih kedua orang tua kita.

Selain itu, banyak hal yang terjadi setelah bayi lahir ke dunia. Tak terkecuali perkembangan otaknya. Seperti pada judul yang saya tulisakan bahwa otaknya itu mengandung sekitar 100 miliyar neuron yang bersiap, bersedia, melakukan sambungan antar sel selama tahun-tahun pertama.

Otaknya berkembang begitu pesat, yang mana otak bayi tersebut akan berkembang dengan mengahasilkan bertrilyun-trilyunan sambungan antar sel melebihi yang di butuhkan. Agar sambungan-sambungan tersebut berkembang sesuai dengan tahapannya, maka diperkuat dengan adanya rangsangan psikososial.

Lalu apa yang terjadi jika tidak diperkuat dengan rangsangan psikososial?

Terjadilah sebuah penurunan atau penyusutan (antrofi) bahkan musnah, yang berakibat pada kecerdasan anak.

Terkait hal ini, seorang ahli pendidikan yang bernama Carnegie Ask Force menyebutkan bahwa:

1. Perkembangan otak anak pada usia yang kurang dari satu tahun lebih cepat dan ekstensif dari apa yang belum di ketahui sebelumnya. Walaupun anak sudah lahir, kematangan otak terus berlangsung seiring dengan pembentukan sel otak yang juga berkembang ketika dalam kandungan.

2. Lingkungan juga menjadi pengaruh perkembangan otak, yakni terletak pada gizi yang di konsumsi ibu ketika mengandung. Gizi  yang tidak layak pada masa kehamilan dan ketika tahun pertama kelahiran dapat memperngaruhi perkembangan otak anak dan dapat juga menyebabkan anak mengalami kecacatan syaraf yang berdampak pada tingkah laku anak nantinya, begitu juga dengan cara belajar atau keterbelakangan mental.

Agar tidak terjadi hal-hal yang akan mempengaruhi anak nantinya, maka diperlukan stimulasi-stimulasi untuk menjaga kestabilan otak ketika berkembang, apa saja stimulasi-stimulasi itu?

Eeeiiiitttssss.... Tunggu dulu ketika melakukan stimulasi itu, dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, akan tetapi jauh lebih penting jika diperhatikan usianya. Berikut ini penjelasannya

Pada usia sekitar 0-3 bulan dapat dilakukan dengan cara (1) bayi dipeluk,(2)  di gendong, (3) kemudian dengan membunyikan suara-suara atau musik secara gantian, (4) tataplah wajah bayi dan ajak ia tersenyum, walaupun pada saat itu mata anak masih belum sempurna dalam penglihatannya/buram, (5) menggantungkan mainan di atasnya dan menggoyang-goyangkan mainan tersebut, tentunya dengan warna yang terang, (6) memberikan rangsangan berupa memegang atau meraih maianan, dan masih banyak lagi hal-hal yang di lakukan pada usia 0-3 bulan ini.

Kemudian pada usia 3-6 bulan, dilakukan dengan cara (1) memperlihatakan anak di depan cermin, (2) dapat juga melakukan petak umpet, yang paling sederhana ialah "ciluk baa", (3) memberikan rangsagan agar telungkup, tengkurap dan balik telentang, (4) dapat juga di ajarkan duduk. Dan tentunya pada usia yang menginjak setengah tahun ini akan lebih mudah dan banyak hal-hal yang di gunakan untuk menstimulasi perkembangan otak anak.

Lanjut pada usia 6-9 bulan, dimana menstimulasinya dengan cara dipanggil namanya, di ajak bersalaman, tepuk tangan, kemudian dapat juga dibacakan dongeng dan juga dapat diajari berdiri dengan dipengang tangannya.

Menginjak usia 9-12 tahun, usia inilah yang sering kali tidak dirasakan bahwa seorang anak yang dulunya masih kecil dan tidak bisa apa-apa, sekarang tumbuh begitu cepatnya. Cara menstimulasinya pun juga semakin meningkat, jika usia sebelumnya ia di stimulasi dengan dipanggil namanya, kini dia yang akan memanggil  orang-orang di sekelilingnya.

Di umur yang berjalan 1 tahun, juga dapat di ajarkan cara membuang sampah pada tempatnya, buang air di kamar mandi, meletakkan mainan pada wadahnya, diajarkan minum dengan gelas, dan masih banyak lagi.

Tidak lain dan tidak bukan, bahwa memberikan stimulasi pada anak itu sangat penting dilakukan untuk menunjang perkembangan otak anak..

Terimakasih telah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat. Salam dari saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun