Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Si Kecil yang Mulai Aktif

27 Oktober 2020   10:32 Diperbarui: 27 Oktober 2020   10:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"waaah anaknya sudah bisa jalan"

"lucunya....."

"Si kecil lagi aktif yaaa bund...."

"Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini"

Anak adalah anugerah dari Allah yang sangat berharga. Apalagi anak adalah penerus bangsa. Betulkan.... 

Anak adalah warisan, yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh apapun. Sebanyak apapun harta yang dimiliki, seluas apapun rumah yang ditempati, se-mewah apapun rumah yang ditinggali, tanpa bising dan riuh anak, sebuah keluarga akan terasa hampa dan sepi.

Akan tetapi, rasa syukur harus tetap tertanam dalam diri setiap orangtua atau keluarga, terutama yang belum Allah anugerahi sesosok malaikat kecil. Orangtua adalah  pemimpin dalam dunia anak. 

Kalau diibaratkan, keluarga ialah sebuah Negara. Bapak sebagai presiden, Ibu wakilnya, dan anak-anak adalah warganya, yang akan diatur dan diarahkan sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni aturan yang telah di persiapkan orangtua. Sebuah Negara tidak akan berkembang bahkan maju tanpa pemimpin, begitupun seorang pemimpin, pemimpin juga membutuhkan warga Negara. Semua saling bergantungan, saling butuh membutuhkan dan sekaligus saling ingat-mengingatkan. Agar tercipta sebuah Negara atau keluarga yang aman dan damai.

Ini cerita adek ku waktu kecil... kalau tidak salah adek waktu itu umur empat tahunan. Saat itu, di dapur, aku sedang membantu ibu membuat kue... Yap... betul sekali saat itu menjelang hari Raya Idul Fitri. Aku membantu membuat kue yang hampir tak pernah ketinggalan di rumahku, yaitu "jajan obongan", itu isitilah di desaku, apa di tempat kalian sama... ???

Naaaah saat itu aku dan ibu sedang fokus-fokusnya membuat jajan obongan, adek waktu itu juga ikut di dapur. Dimana Adek duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan meja yang terdapat adonan untuk aku cetak. Sedangkan ibu, sedang menyangrai tepung untuk kue selanjutnya. Terlihat waktu itu adek memperhatikan aku yang sedang mencetak kue, dalam benaknya mungkin ia memiliki banyak pertanyaan bahkan rasa keingintahuan adek waktu itu sangat tinggi, sehingga tangan mungilnya tidak tahan ingin segera memegang adonan. Setelah memegang, ia memperhatikan adonan tadi dengan di pencet-pencet, di bolak balik sampai-sampai hampir di maka. Kalau saja tidak ada aku,  mungkin adonan tadi dimakan sama adek. Hehehehe....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun