Mohon tunggu...
Dewi Dara Puspita
Dewi Dara Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis untuk meninggalkan jejak dam tidak dilupakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terimakasih untuk Bapak dan Ibu Guruku yang Mengajariku Belajar Sepanjang Hayat

4 Desember 2023   11:47 Diperbarui: 4 Desember 2023   11:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama ini, kita baru saja memperingati Hari Guru Nasional. Hari Guru di Indonesia tercinta ini, diperingati setiap tanggal 25 November. Misi diperingatinya hari guru antara lain adalah untuk mengapresiasi jasa para guru di Indonesia yang telah mendidik dan mengajar generasi penerus bangsa menjadi generasi penerus yang berkarakter, cerdas, dan bermanfaat bagi bangsa, negara, agama serta masyarakat.

Menjadi seorang guru tidaklah mudah, apalagi di era berkembang pesatnya teknologi dan digitalisasi media pembelajaran. Seorang guru harus beradaptasi dengan kurikulum dan media pembelajaran baru, menemukan atau menciptakan metode pembelajaran yang cocok dan menarik untuk siswanya. Di luar tugas mengajarnya itu, beberapa guru masih harus mengemban tugas administrasi kelas, memahami murid-muridnya yang mempunyai pribadi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila menjadi wali kelas apalagi, guru harus bisa menjadi orangtua kedua yang sesungguhnya, membimbing anak-anak kelasnya, memastikan dan menjaga mereka rukun, serta membuat suasana kelas tertib, nyaman dan menyenangkan 

Dengan tugasnya yang tidak mudah itu, terkadang masih saja murid yang tidak menghormati gurunya. Hal ini seharusnya tidak pernah terjadi. Sepengalaman saya sebagai murid, seorang murid terkadang tidak menghormati seorang guru karena perilaku guru itu sendiri. Karena tidak semua guru seperti yang saya narasikan di paragraf sebelumnya. Adapula guru yang tidak memenuhi tugas-tugasnya. Namun bagaimanapun, guru harus kita hormati.

Pada tulisan kali ini, saya akan menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih saya kepada guru-guru yang memiliki tempat tersendiri di hati saya, yang perannya tidak akan pernah saya lupakan, yang selamanya saya akan berterimakasih kepada Tuhan karena telah mengirim mereka dalam hidup saya.

Yang pertama, Saya ucapkan terimakasih yang mendalam kepada Ibu Lisnawati Poncowardhani, wali kelas saya sewaktu kelas 5 SD. Beliau adalah guru pertama yang membuat saya memahami dan merasakan bahwa guru adalah orang tua kedua saya. Entah karena sifat keibuannya yang kental atau mungkin strategi beliau dalam menjadi guru yang luar biasa, yang jelas, beliau telah berhasil membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Pada waktu itu (kira-kira 2015-2016) jarang sekali guru SD yang mengajar menggunakan proyektor. Mungkin Bu Lisna adalah guru pertama yang mengajar saya dengan benda itu. Beliau menayangkan video pembelajaran kepada kami dan hal ini sangat menarik minat kami untuk belajar. Bu Lisna juga selalu memberi apresiasi kepada muridnya dan tidak pernah membanding-bandingkan antara satu murid dan murid yang lain. Beliau berhasil membuat anak didiknya menyayanginya dan menanti pembelajaran menyenangkan apalagi yang akan disuguhkan beliau kepada kami. Sayang sekali, kami harus berpisah karena beliau dipindahtugaskan. Namun setelah itupun, saya dan teman-teman rutin berkunjung ke rumah beliau sampai kami menginjak SMP kelas 2. 

Yang kedua, terimakasih kepada Ibu Lulut Margoningsih, guru matematika sekaligus walikelas saya saat kelas 7 SMP. Guru yang membuat saya menyukai matematika, guru yang membuat saya selalu berusaha mendapat nilai sempurna setiap ulangan matematika. Di luar itu, beliau juga sosok ibu kedua di bangku SMP. Beliau mempercayai saya untuk mengurus ekstrakulikuler PMR dan selalu mendukung saya untuk mengikuti lomba. Beliau sangat peduli kepada saya yang pendiam ini, mau merangkul dan mendengarkan cerita-cerita saya. Beliau juga tak lupa mengingatkan saya untuk makan yang sehat.

Yang ketiga, lagi-lagi adalah walikelas saya. Ibu Veri Fanani Muharromah namanya, seorang guru Biologi SMA yang akan selalu diingat oleh anak-anak IPA 5. Wali kelas paling baik hati dan murah hati sedunia. Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan adalah jasa Bu Veri yang sudah mau menuliskan surat rekomendasi untuk saya mendaftar beasiswa ke Jepang. Karena masa-masa SMA saya lebih banyak pembelajaran daring, jadi saya tidak kenal dekat dengan guru-guru SMA. Saya rasa tidak ada guru yang mengenal saya karena saya di SMA adalah murid yang biasa-biasa saja.

Kala itu, saya hendak melamar beasiswa Mext. Salah satu persyaratannya adalah surat rekomendasi yang ditulis oleh kepala sekolah atau guru. Surat rekomendasi itu harus ditulis oleh orang yang benar-benar tahu kepribadian saya. Jadi saya tidak mungkin meminta kepada sekolah, karena beliau bahkan tidak kenal saya. Saya pun berpikir keras, kira-kira guru manakah yang setidaknya mengenal saya sedikit dan mau direpotkan menulis surat rekomendasi berbahasa Inggris. Yang ada di pikiran saya, hanya Bu Veri. Syukur Alhamdulillah beliau berkenan menuliskan surat rekomendasi untuk saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun