Mohon tunggu...
Dewi Apriana
Dewi Apriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya seorang mahasiswa untag Surabaya, saya memiliki hobi treveling, topi yang saya angkat merupakan tugas tugas kuliah saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Film yang Diangkat Dari Cerita Novel

18 Desember 2023   07:42 Diperbarui: 18 Desember 2023   07:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

kondisi pandemi seperti ini menghasilkan masyarakat mempunyai waktu luang lebih poly di tempat tinggal  . sehingga banyak rakyat yang menghabiskan waktunya buat membaca karya sastra, salah  satunya ialah novel. Melihat antusias pembaca novel yg semakin tinggi, membuat sutradara tertarik buat menggarap novel menjadi sebuah film.

Novel menggunakan aliran percintaan lebih tak jarang difilmkan
Novel dengan genre percintaan masih menjadi primadona di kalangan remaja. Cerita cinta yang ringan sinkron dengan percintaan mereka ketika ini. tak jarang ketika membaca sebuah novel kita membayangkan tokoh fiksi serta jalan cerita tadi menjadi konkret. Penikmat novel percintaan umumnya lebih banyak dibandingkan novel-novel menggunakan genre lain. sebagai akibatnya banyak novel percintaan yg menjadi best seller. Hal inilah yang menghasilkan pengarah adegan memilih novel bergenre percintaan buat dijadikan sebuah film.
Satu minggu sebelum wabah Covid-19 menyerang Indonesia, ada film Mariposa yg sedang tayang di bioskop, film ini disesuaikan berasal novel mega best seller karya Luluk HF, ceritanya memecahkan rekor dibaca hingga lebih asal 100 juta kali di Wattpad. Novel yg berisi kisah percintaan remaja Sekolah Menengan Atas antara Aca serta Iqbal sukses menghasilkan pembaca terkesima.

Film adaptasi tidak lebih berasal novel aslinya
Pembaca novel yang memutuskan buat menonton film yg diadaptasi dari novel umumnya memiliki ekspektasinya sendiri. Mereka bisa menilai menggunakan subjektif apakah film adaptasi novel tadi keren atau buruk , sesuai menggunakan imajinasi  yang dibayangkannya atau tidak. Terkadang rakyat tidak menyadari bahwa novel serta film merupakan karya sastra yg memiliki media berbeda. Seharusnya tidak perlu terlalu tinggi berekspektasi.
di kenyataannya poly pembaca novel yg kecewa terhadap film adaptasi yang tidak mampu memenuhi ruang imajinasinya. Hal ini didasari karena faktor pendukung utama asal sebuah film tak mirip yang dibayangkan, misalnya asal pemeran yang tidak sesuai menggunakan karakter tokoh, alur cerita, obrolan, hingga adegan-adegan lainnya. Walaupun sinematografi yang ditampilkan bisa memanjakan mata, jika faktor-faktor lainnya tidak mendukung, film adaptasi asal novel diklaim gagal.
Berangkat dari membaca novel yang sama tak menghasilkan dua orang memiliki reaksi yg sama juga ketika menonton film adaptasi. ada yang tidak menaruh ekspektasi tinggi sebagai akibatnya masih mampu menikmati film yang ditontonnya, ada pula yg menaruh harap terlalu tinggi kemudian merasa tidak puas menggunakan film adaptasi.
selesainya kita membaca tulisan diatas kita sempurna akan berfikiran sebenarnya pemikiran apa yg dipergunakan masyarakan serta anak remaja. Jadi, pemikiran pada goresan pena diatas sama menggunakan pemikiran seorang tokoh filsafat yg bernama Derrida. Nah, sekara mari kita enali lebih dalam apa sih sebenarnya pemikiran Derrida ini.
Jacques Derrida ialah seorang filsuf Prancis yang dikenal sebab kontribusinya terhadap sirkulasi pemikiran postmodernisme serta dekonstruksi. Derrida menolak ide bahwa teks atau bahasa mempunyai makna permanen dan  objektif. Beberapa kesimpulan yg dapat ditarik dari pemikiran filsafat Derrida melibatkan konsep-konsep mirip dekonstruksi, differance, dan  pengkritikan terhadap struktur biner.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun