Mohon tunggu...
Ambardewi
Ambardewi Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta seni, buku dan musik

Menulis adalah selera... Mengembangkan ide yang menjadi sebuah tulisan yang menginspirasi adalah tabungan ilmu yang bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri melainkan untuk orang lain.. Jangan memenjarakan ide.... keluar,,, dan tulislah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resensi Buku "Who Moved My Cheese?"

7 Mei 2019   20:03 Diperbarui: 7 Mei 2019   20:13 3072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul buku : Who Moved My Cheese
Penulis: Spencer Johnson, M.D
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Tebal: 125 Hal

Setiap orang pasti memiliki zona kenyamanan masing-masing di dalam hidup. Tanpa kita sadari, manusia bisa menghabiskan satu, dua tahun bahkan berpuluh-puluh tahun untuk menggeluti dan menikmati zona kenyamanannya. Layaknya sebuah pai apel yang masih hangat, tentu tidak rela jika diharuskan untuk membuang apalagi jika kue itu masih panas. Ya.. sifat alamiah manusia yang cenderung mempertahankan apa yang menjadi hak miliknya dan hal tersebut membuat nyaman.

Saking terlenanya dalam zona nyaman hingga tidak sadar kapan waktu yang tepat untuk keluar dan mencari 'kenyamanan-kenyamanan" yang boleh jadi di luar sangat menggiurkan dibanding dengan apa yang kita miliki saat ini. Bukannya orang yang maju senang akan hal-hal yang baru? Perubahan terjadi dan perubahan dibutuhkan

Bicara tentang perubahan, tidak semua orang gampang menerima perubahan yang tiba-tiba terjadi. Mau tidak mau, kita harus siap kapan perubahan itu datang. Sedihnya, saat perubahan itu tiba, kita minim persiapan yang akhirnya bisa berujung pada depresi, takut untuk melangkah dan memilih untuk mempertahankan apa yang pernah didapat.


Nah, jika buku bersampul kuning ini sudah di tangan pembaca, alhasil dalam hitungan kurang dari 1 jam, mindset kita akan berubah sebagai makhluk pecinta zona nyaman. Betapa tidak, dalam buku yang hanya 125 halaman, tetapi memuat isi yang luar biasa. Di halaman awal, pembaca akan dikejutkan dengan beberapa testimoni dari orang-orang yang terdampak langsung saat membaca buku ini. Yang jelas dampak positif ya...

Buku karangan Spenser Jhonson, seorang sarjana Psikologi dari University of Southern California, seorang M.D dari Royal College of Surgeons dan administrasi medis di Harvard Medical School dan the Mayo Clinik membuai para pembacanya melalui fenomena Who Moved My Cheese? Betapa tidak, kisah ini diciptakan oleh Spencer untuk membantunya mengatasi sulitnya perubahan dalam hidupnya. Who moved my cheese, adalah sebuah perumpamaan sederhana yang mengungkapkan kebenaran tentang perubahan. Kapan kita harus sigap dan tau cheese kita mulai busuk bahkan menghilang.

"Terus Bergerak Menuju Arah Baru Membantu Anda Menukan Cheese Baru"

Ada 4 tokoh yang diceritakan, yaitu 2 tokoh tikus yang bernama  "Sniff" dan "Scurry" dan dua lainnya adalah kurcaci sebesar tikus dan bertindak sama seperti manusia, mereka bernama " Hem" dan "Haw". Kemudian "Cheese" dilambangkan seperti apa yang kita inginkan di dunia ini, bisa pekerjaan, tahta, harta. 

Terakhir adalah "Labirin", digambarkan seperti tempat dimana kita mencari sesuatu yang kita inginkan. Ke empat tokoh tadi dihadapkan kepada suatu perubahan yang tidak terduga, tapi diantara mereka ada yang berhasil mengatasinya dan menuliskan pelajaran berhrga yang diperoleh saat berada di labirin untuk menemukan cheese.

Buku ini terbagi menjadi beberapa fase sebelum masuk ke cerita inti. Pemilihan huruf, ukuran hingga margin yang digunakanpun sangat nyaman untuk membaca. Bahasa dari penulis juga tidak berbelif-belit, mudah dimenegerti. Terlebih lagi, para pembaca juga disuguhkan tulisan dan gambar berbentuk cheese yang di dalamnya berisi cuplikan-cuplikan pelajaran berharga untuk diingat.

Kelebihan buku : tampilan buku yang disesuaikan untuk segala kalangan usia
Pemilihan huruf dan ukuran huruf sesuai dengan mata pembaca
Bahasa yang digunakan tidak bernelit-belit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun