Sama halnya dengan film pendek, animasi pendek bukan animasi panjang yang diringkas. Animasi pendek adalah sebuah media ekspresi sendiri yang punya kekuatan dan kelemahan. Tantangan utama dalam membuat animasi pendek dengan genre horor, yaitu bagaimana penonton bisa ditakut-takuti dalam durasi yang singkat. Salah satu yang berhasil adalah animasi berjudul Midnight Snack karya David Romero.
Penonton  langsung disajikan visual yang menawan dengan art style yang detail dan impresif, juga punya ciri khas. Romero langsung menggiring penonton ke atmosfer rekaannya, yaitu sebuah malam dengan hujan salju yang deras.
Tersebutlah seorang tunawisma lanjut usia nampak kebingungan mencari tempat untuk bermalam. Tidak mungkin ia tidur di luar dalam cuaca seperti ini. Bila-bila keesokan harinya ia sudah ditemukan tak bernyawa dalam kondisi membeku kedinginan. Tidak, ia harus menemukan tempat bermalam. Setidaknya untuk malam ini saja.
Namun, entah kenapa suasana di luar begitu sepi temaram. Tak terlihat manusia di luar. Mungkin karena cuaca yang memang tak bersahabat sehingga lebih nyaman menghangatkan badan di dalam rumah.
Ia berkeliling ke dalam lorong bangunan yang gelap dengan cahaya senternya. Ia coba-coba membuka pintu. Untunglah ada yang terbuka.
Ruangan di dalamnya gelap dan nampak telah ditinggalkan. Hanya ada boneka tua yang seram dan foto keluarga. Dengan penerangan seadanya, si kakek terlelap di sofa. Hingga ada sesuatu yang membangunkannya.
Visual yang Indah dan Cerita yang Agak Janggal
Animasi buatan David Romero ini secara kualitas gambar tak lagi diragukan. Transisi antar framenya halus dan desain sosok serta gambar latarnya begitu memikat.
Dari segi suasana, Romero pandai menciptakan atmosfer seram dengan bangunan terlantar, boneka, dan suara angin yang menderu liar. Suasana itu saja sudah berhasil membuat saya sebagai penonton merasa tegang.Â
Sayangnya ada kelemahan plot yang membuat penonton bertanya-tanya. Seberapa lapar atau seberapa polosnya si kakek hingga ia tak heran menemukan sesuatu di lubang gelap dan malah memasaknya. Bagian ini kurang logis, kecuali memang si kakek mengalami halusinasi dan pikirannya dikendalikan sesuatu di ruangan itu.