Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Moerija, Animasi yang Padukan Gaya ala Pewayangan dan Modern

22 Agustus 2025   00:27 Diperbarui: 24 Agustus 2025   13:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animasi dengan art style ini malah nampak keren dan unik (dok. YouTube/Moerija) 

Apa kalian pernah mendengar legenda tentang keberadaan raksasa baik hati dan mata air abadi di Gunung Muria? Jika belum, maka izinkan aku merekomendasikan animasi karya Datura Animation, SMK Raden Umar Said Kudus dan RUS Animation Studio berjudul Moerija. 

Animasi berdurasi 8 menit 11 detik ini dibuka dengan gaya animasi seperti pewayangan beber. Warna didominasi warna-warna cerah dengan desain gambar yang khas serta pergerakan karakter yang terbatas. 

Cerita animasi ini imajinatif dan berdasarkan cerita rakyat. Dikisahkan di Desa Rawuh, warganya hidup aman, tentram, dan makmur dengan sumber daya alam yang kaya, serta hutan yang di dalamnya hidup flora dan fauna. Mereka hidup berdampingan dengan raksasa baik hati bernama Mbok Moerija. Raksasa tersebut tertidur dan bentuknya seperti pegunungan. 

Mbok Moerija pernah menyelamatkan warga desa dari air matanya. Saat itu terjadi wabah penyakit, berkat mata air dari air mata sang raksasa, warga desa pun selamat. 

Gerakannya terbatas seperti wayang (dok. YouTube/moerija) 
Gerakannya terbatas seperti wayang (dok. YouTube/moerija) 

Sayangnya warga desa kemudian tamak. Mata air kemudian diperjualbelikan. Alam dan seisinya dirusak. Ini membuat Mbok Moerija marah dan kemudian menyembunyikan mata air beserta keberadaan dirinya. Hingga cerita Mbok Moerija hanya menjadi dongeng turun-temurun. 

Suatu ketika dua remaja penasaran akan legenda tersebut. Mereka pun memasuki hutan demi mencari mata air legendaris tersebut. 

Animasi di paruh awal dibawakan ala pewayangan dengan art style dan pergerakan yang sederhana dan terbatas, tapi indah, punya keunikan, dan juga seperti pewayangan. Palet warna yang dipilih pun seperti melambangkan alam dan seisinya, juga nyaman di mata. 

Paruh kedua diisi dengan gaya animasi seperti kamera goyang dan found footage (sumber: YouTube/Moerija) 
Paruh kedua diisi dengan gaya animasi seperti kamera goyang dan found footage (sumber: YouTube/Moerija) 

Bahasa yang digunakan narator di awal kisah menggunakan bahasa Jawa pun selaras dengan dongeng asal daerah tersebut. Penonton pun seperti mendengar dongeng dari kakek buyut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun