Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Island in Between, Nominasi Oscar yang Bahas Pulau Kinmen

20 Februari 2024   15:48 Diperbarui: 20 Februari 2024   15:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film ini masuk nominasi Oscar 2024 (sumber gambar: No Man is An Island) 

Ajang Academy Award 2024 akan dihelat sebentar lagi. Tepatnya pada 10 Maret waktu setempat atau tanggal 11 Maret waktu Indonesia. Ada 23 kategori penghargaan yang dibagikan. Salah satunya adalah kategori film dokumenter pendek terbaik. Yuk kita bahas salah satu nominatornya, Island in Between karya S. Leo Chiang.

Film dokumenter berdurasi 19 menitan ini bisa disaksikan cuma-cuma di saluran The New York Times di Youtube. Film dokumenter ini terasa intim karena menceritakan pengalaman pribadi Chiang dan keluarganya selama tinggal di Pulau Kinmen yang masuk wilayah Taiwan dan ancaman konflik Tiongkok-Taiwan yang kembali memanas belakangan ini.

Pulau Kinmen menjadi saksi konflik antara Tiongkok dan Taiwan pada tahun 1954-1955 dan tahun 1958. Pulau ini adalah garis depan Taiwan karena lokasinya hanya berjarak 10 kilometer dengan daratan China.

Film ini dilengkapi dengan footage peristiwa lampau (sumber gambar: The New York Times) 
Film ini dilengkapi dengan footage peristiwa lampau (sumber gambar: The New York Times) 

Oleh karena lokasinya yang dekat dengan Xianmen yang masuk provinsi Fujian, maka Republik Rakyat Tiongkok ingin memasukkan Kinmen sebagai wilayah Fujian. Tapi warga Taiwan menolak karena ideologinya memang berbeda. Pada tahun 50-an Tiongkok gencar menyuarakan ideologi komunismenya.

Chiang bercerita keluarganya merasa was-was setiap kali konflik memanas. Alhasil orang tuanya mengajaknya pindah ke Amerika Serikat. Namun, sejak beberapa tahun terakhir ia menetap ke Taipei. Ketika suatu saat ia bisa singgah ke Tiongkok dengan paspor Amerika, ia terkejut melihat hingar bingar dan modernnya kota-kota di Tiongkok, tidak seperti bayangannya akan negara komunis.

Belakangan ini konflik Tiongkok-Taiwan kembali memanas. Para pemuda Taiwan pun wajib militer yang diperpanjang selama setahun. Namun kakek nenek Chiang tidak mau pindah dari Kinmen seandainya perang betul-betul terjadi. Mereka ingin menua di kampung halaman.

Ada meriam peringatan yang mengarah ke daratan Tiongkok (sumber gambar: IMDb) 
Ada meriam peringatan yang mengarah ke daratan Tiongkok (sumber gambar: IMDb) 

Selama menyaksikan film dokumenter ini aku mendapatkan wawasan baru tentang Pulau Kinmen dan kaitannya dengan konflik Tiongkok-Taiwan. Chiang melengkapinya dengan footage peristiwa lawas dan juga bungker-bungker yang menjadi saksi mata, sehingga penonton diajak berkelana ke masa-masa terjadi peperangan.

Film dokumenter ini memang terasa intim karena menceritakan pengalaman pribadi Chiang bersama keluarganya serta perasaan dan kenangan mereka tentang pulau tersebut. Tak lupa Chiang menyampaikan harapannya agar kedua negara tetap damai.

Chiang  aktif membuat film sejak tahun 2002. Hingga kini ia menghasilkan delapan film dokumenter.  Film Island in Between akan bersaing dengan empat film lainnya memperebutkan film dokumenter pendek terbaik di ajang Oscar. Keempat film lainnya adalah The Barber of Little Rock, The Last Repair Shop, The ABCs of Book Banning, dan Grandma & Grandma.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun