Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Kompasianival 2022

12 Desember 2022   15:47 Diperbarui: 12 Desember 2022   15:57 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianival 2022 telah lewat sepekan. Beruntung aku bisa menghadirinya. Ada beberapa catatan pribadi terkait penyelenggaraan Kompasianival. Mohon maaf baru  sempat menuliskannya.

Sabtu, 3 Desember, sekitar pukul 11 lewat aku sudah tiba di lokasi acara di Bentara Budaya. Aku bergegas membantu Linda dan Noval untuk menyiapkan acara nonton bareng film perdana KOMiK, Jagaditta. Kami juga membuka stan untuk memamerkan buku-buku tentang perfilman yang dibuat oleh para Komiker.

Kami agak was-was ketika pengunjung belum berkumpul sehingga acara agak terlambat dari jadwal. Namun kemudian rasa was-was itu terantisipasi dengan jumlah penonton yanv membludak hingga ada yang berdiri.

Acara pun berjalan lancar hanya ada beberapa kekurangan seperti ruangan yang kurang gelap sehingga warna dari film kurang maksimal dan acara diskusi yang singkat sehingga kesempatan bertanya terbatas dan kami kurang bisa menjelaskan secara detail pesan dan pengalaman yang kami dapat selama proses pembuatan. Alhasil ada beberapa informasi yang kurang pas beredar terkait filmnya.

Makna Jagaditta sendiri adalah semesta. Kami mengangkat tema cinta lingkungan dengan cara sendiri.

Diawali dengan pembacaan puisi tentang alam oleh Farahdara (sumber gambar: Noval Kurniadi)
Diawali dengan pembacaan puisi tentang alam oleh Farahdara (sumber gambar: Noval Kurniadi)


Filmnya sendiri murni fiksi. Unsur dokumenter hanya menunjukkan semua lokasi di film itu riil di Situbondo dan keseharian dari tokoh utama di film juga tak jauh berbeda seperti di keseharian.

Filmnya tidak begitu naratif karena memang didesain bergaya teatrikal. Ada puisi, simbol-simbol, dan gerak teatrikal.

Filmnya memang belum sempurna. Ada banyak kekurangan karena ini merupakan debut film KOMiK di mana kami masih amatiran, kecuali bagian editing gambar, Agung Jarkasih yang sudah sering membuat film. Ke depan, saya dan kawan-kawan  berharap bisa membuat film yang jauh lebih baik.

Pengunjung bisa nonton sambil leyeh-leyeh (sumber gambar: Noval Kurniadi)
Pengunjung bisa nonton sambil leyeh-leyeh (sumber gambar: Noval Kurniadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun