Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Apakah Disney Berubah Image dan Target Penonton?

6 Juli 2022   23:07 Diperbarui: 6 Juli 2022   23:22 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dulu Disney dikenal dengan kisah dongeng dan film segala umurnya (sumber gambar: Disney Princess Wiki) 

Di beberapa negara yang ketat, film-film yang mengandung konten LGBTQ+ tersebut dilarang tayang. Di Rusia, film "Eternals" mendapat rating usia 18+. Mirip dengan di Singapura, film tersebut mendapat rating M18+ karena selain ada konten LGBTQ+ juga ada adegan panas.

Lantas bagaimana dengan di Indonesia? Ketika kami di bawah naungan komunitas KOMIK melakukan kunjungan dengan LSF, kami juga membahas hal tersebut.

Posisi Indonesia adalah di tengah-tengah. Ia tidak liberal juga bukan negara yang begitu konservatif. Apalagi sebenarnya komunitas LGBTQ+ ada di sekitar kita, termasuk di Indonesia.

Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto mengingatkan Komiker akan adanya lima gender di Sulawesi Selatan yang sudah ada sejak lampau. Aku jadi ingat materi yang kubaca di pameran di Fisip UI bertahun-tahun silam. Ada orawane (pria), makkunrai (perempuan), calabai (laki-laki tapi berperilaku seperti perempuan), calalai (tomboi), dan bissu (perpaduan semua gender).

Oleh karena komunitas LGBTQ+ ada di sekitar kita maka sebenarnya tidak apa-apa jika masyarakat diajak mengenal mereka, namun tentunya ada remnya.  Direm oleh rating usia dan sensor adegan. Oleh karenanya penonton harus bijak dalam menonton bersama anak. Mereka harus tahu rating usia film yang akan ditonton bersama.

Film-film anak Disney rata-rata segala umur. Namun berbeda halnya dengan film  superhero. Film superhero Disney rata-rata memiliki rating PG-13+ karena ada adegan kekerasan dan konflik yang agak rumit. Perlu ada pendampingan orang dewasa di sini.

Film "Doctor Strange 2" meski ada pesan LGBTQ+ namun hanya mendapat rating usia PG13+ karena adegannya implisit. Remaja 13 tahun dan mungkin sebagian penonton tidak menyadarinya. Adegan panas dan adegan romantis sesama jenis di "Eternals" dibabat habis di Indonesia sehingga bisa ditonton usia 13 tahun ke atas.

Sebenarnya sejak
Sebenarnya sejak "Thor 3" sosok Valkyrie adalah representasi LGBT (sumber gambar: Detikhot) 

Namun yang mengejutkanku adalah film "Thor 4" karena selain ada adegan Thor yang tak mengenakan pakaian juga bertebaran pesan LGBTQ+. Film ini rupanya hanya mendapat rating PG13+. Apa karena filmnya lebih ke komedi sehingga lebih 'aman'?

Dari sini aku melihat ke depan mungkin akan semakin banyak konten LGBTQ+ di film-film Disney. Siapa tahu ke depan juga Disney akan meningkatkan adegan kekerasan di film. Sehingga, Disney sepertinya bukan lagi akan kita kenal sebagai produsen film keluarga.

Film-film Disney tak bisa lagi disebut sebagai film segala umur. Perlu dicek isi dan rating usianya. Branding Disney dan target usia penonton Disney telah berubah. Mungkin akan lebih pas Disney mem-branding dirinya sebagai kanal hiburan yang merepresentasikan semua kalangan, gender, ras, dan LGBTQ+.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun