Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Saling Berkirim Parsel, Kini Bukan Hanya Makanan

7 Mei 2021   22:33 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:39 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada hampers roti (dokpri)

Tadi petang ibu menelpon dari Malang. Ia bercerita paket yang kukirim sudah sampai di rumah. Isinya parsel makanan kaleng dan lainnya adalah parsel kue kering. Ia merasa senang. Rasa senang dan gembira itu menular. Aku juga jadi ikut merasa senang. Parsel itu adalah pengganti kehadiran fisikku, karena tahun ini lagi-lagi tidak mudik pada saat lebaran.

Berkirim parsel pada saat lebaran merupakan budaya yang belum mati. Pada saat pandemi ini kebiasaan ini makin eksis. Tapi jika dulu, aku seperti halnya orang-orang lainnya, memilih dan membeli parsel di supermarket atau toko, kini lebih sering diganti dengan membelinya secara online. Lebih praktis, karena barang yang dibeli langsung diantar. Biasanya barang yang dibeli dalam wujud parsel juga sudah dikemas dalam wadah yang menarik.

Istilah hampers ini sekarang lebih populer menggantikan kata parsel. Bila dulu parsel lebih identik dengan berkirim paket makanan seperti kue kaleng, biskuit, dan sirup, atau aneka kue kering, kini ragam hampers alias parsel semakin beragam. Wujud penampilannya pun juga menarik dan kreatif, tidak hanya dikemas dengan rak, plastik, dan pita. Ada yang ditambahkan boneka dan penghias lainnya.

Sekarang hampir semua barang hingga batas ukuran tertentu bisa ditata menjadi hampers. Peralatan mandi seperti sabun dan pasta gigi; handuk; sprei; kopi dan mug; mukena, kerudung, dan sarung; aneka mug; piring melamin; perawatan badan dan kulit; roti; dan masih banyak lagi. Menyenangkan.

Susun Daftar Belanja Dulu, Belanja Apa Ya?   

Sejak Ramadan tiba, ada sesuatu yang menyenangkan bagi mereka yang sudah berniat berbelanja. Ada banyak diskon, juga promo yang menarik baik di toko offline maupun online. Asyiknya lagi sejak tanggal 3 Mei hingga 13 Mei mendatang ada Hari Belanja Bangga Buatan Indonesia. Hari Belanja ini ini diikuti 72 e-commerce. Mereka memberikan subsidi ongkos kirim yang biayanya ditanggung oleh e-commerce bersangkutan. Asyik, tak perlu lagi was-was kirim parsel ke tempat yang jauh. Omong-omong kemarin kirim parsel ke Malang juga nol rupiah.

Godaan saat Hari Belanja ini begitu besar. Promonya ada yang sampai 90 persen lho. Nah sebelum memutuskan belanja ini itu, baik untuk dikirim ke orang-orang tersayang maupun untuk kado diri sendiri, lebih baik mendata barang apa saja yang ingin dibeli, serta siapa saja yang ingin dikirimi parsel. Untuk diri sendiri, bolehlah membeli sesuatu yang sifatnya spontan dengan toleransi total biaya tertentu.

Ada juga yang dikirim ke rumah, untuk diriku dan untuk orang-orang di sekeliling (dokpri)
Ada juga yang dikirim ke rumah, untuk diriku dan untuk orang-orang di sekeliling (dokpri)
Aku sendiri suka tergoda bila melihat harga barang yang jadi murah setelah didiskon. Biasanya kusimpan dulu di rak belanja. Setelahnya baru mikir-mikir perlu tidaknya. Jika ternyata tidak benar-benar perlu, mending tidak usah deh, daripada rumah penuh. Nah, aku paling sulit menolak tawaran diskon buku. Duh aku sampai harus memikirkan rumahku yang penuh sebelum memutuskan untuk membeli buku.

Beberapa hari kemarin aku sudah selesai berbelanja untuk lebaran. Ada sambal paru kesukaanku, untuk berjaga-jaga bila warung dan penjual sayur tutup pada saat lebaran. Ada aneka kopi sachet dan kopi bubuk untuk stok bulan ini dan bulan depan. Deterjen dan obat pel rumah untuk bersih-bersih sebelum hari raya, mangkok dan piring untuk pengganti yang telah pecah. Krim wajah karena yang di rumah sudah mau habis. Buku obralan dan tentunya makanan kucing untuk stok dua minggu ke depan. Mumpung diskon juga. Semua barang yang kubeli untuk diriku rata-rata untuk stok bulan ini. Dengan demikian aku tak perlu banyak belanja bulan ini. Lainnya untuk dibagikan ke satpam dan pengangkut sampah, juga office boy di kantor.

Berhati-hatilah dengan Gimmick Promo dan Jauhi Hutang

Berhati-hatilah dengan godaan promo dan diskon yang persentasenya besar. Cek dulu harga normalnya di beberpa toko atau di beberapa e-commerce. Karena bisa-bisa hanya gimmick, kalian terkecoh. Tak sedikit toko yang nakal, harganya dinaikkan dulu lalu dibuat promo seolah-olah harganya turun. Padahal setelah diskon yang sangat besar, itulah harga normalnya, harganya tak turun seperti yang konsumen kira. Berhati-hatilah. Kadang-kadang malah ada harga barang yang makin mahal setelah diskon. Aneh, kan?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun