Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Separah Apa "Cuties" Sehingga Undang Pemboikotan

11 September 2020   15:16 Diperbarui: 11 September 2020   15:27 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuties mengundang kontroversi (sumber: IMDb/Netflix)

Trailer film "Cuties" sempat menghebohkan dan menuai kontroversi. Banyak pihak yang memboikot film tersebut. Neflix pun kemudian tak lagi menayangkan trailer film ini, tapi rupanya film ini tetap tayang mulai 9 September lalu. Hemmm apakah film "Cuties" seperti yang dihebohkan?

Film "Cuties" yang merupakan produksi negara Prancis mengundang kontroversi karena berkisah tentang anak-anak yang bergabung dengan kelompok tari. Anak-anak tersebut masih masuk usia pre-teen, sekitar 11 tahun. Tapi yang membuat penonton cemas, tabiat dan gerakan tarian anak-anak tersebut lebih dewasa dari usianya.

Aku sendiri tak menonton trailer-nya, hanya melihat posternya. Memang posternya nampak menjurus. Terlalu sensual untuk anak-anak.

Rupanya Tetap Tayang
Ketika kemarin lusa, 9 September, aku melihat film ini ada di Netflix, aku agak terkejut. Ia menggunakan rating 17+. Kupikir filmnya batal tayang. Ya karena penasaran, aku pun menyaksikan film berdurasi sekitar 90 menitan. Dan sepanjang film, beberapa kali aku menyipitkan mata dan kupercepat, pertanda ada beberapa bagian yang membuatku sebenarnya setuju film ini diboikot.

Tentang Apa Sih "Cuties"?

Film ini berkisah tentang Aminata alias Amy. Ia anak perempuan berdarah Senegal yang tinggal di Paris. Keluarganya memiliki latar keluarga muslim yang taat.

Amy sendiri anak perempuan biasa yang tertarik dengan hal-hal yang trendi. Ia menganggap sekelompok teman di sekolahnya yang sedang berlatih menari itu keren. Ia tertarik dan diam-diam belajar menari.

Amy kemudian mulai berteman dengan salah satu dari mereka. Ia kemudian diminta merekam video tarian mereka. Hingga kemudian Amy dapat membuktikan ia layak jadi salah satu anggota mereka.

Gerakan Tarian yang Kontroversial
Dari segi cerita, sebenarnya biasa. Mungkin yang bisa undang pro dan kontra dikarenakan ia berasal dari lingkungan keluarga muslim, sementara gaya berpenampilan Amy dinilai kurang sesuai setelah ia bergabung dengan anak-anak populer tersebut. Apalagi ia kemudian juga ikut menari bersama mereka.

Anak-anak itu sendiri kemudian ikut kontes menari. Nah, tentang kontes menari ini ada begitu ragam film tentang pertandingan menari. "Step Up" adalah salah satu franchise yang terkenal karena menyuguhkan tarian-tarian yang begitu menarik. Film tentang kontes tarian remaja dengan gerakan yang lebih sederhana dan baru rilis adalah film "Work It".

Tapi rupanya "Cuties" tidak menggunakan formula tentang film bertemakan kompetisi yang jamak. Biasanya penonton dibuat simpati kepada para tokoh utamanya. Lalu ada halangan yang menimpa para tokoh saat berkompetisi tapi kemudian tokoh utama berhasil menjadi pemenangnya.

"Cuties" tidak menggunakan rumus tersebut. Alih-alih mencoba merebut simpati penonton, karakter utama yakni Amy, dan teman-temannya malah membuat penonton gerah dan muak. Tabiat dan dandanan mereka tidak mencerminkan anak-anak perempuan yang polos dan lincah. Dandanan dan kelakuan mereka malah nampak liar.

Anak-anak ini bertingkah dewasa (sumber: Netlix/IMDb)
Anak-anak ini bertingkah dewasa (sumber: Netlix/IMDb)
Dan yang paling membuat eneq dari film ini adalah gerakan-gerakan tariannya. Biasanya dance movie malah menonjol tariannya, tapi di film ini malah sebaliknya. Tarian mereka sangat vulgar dan terlalu sensual untuk anak-anak seusianya. Istilah kasarnya tariannya itu "raunchy".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun