Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Waktu Bekerja Berkurang, Karyawan Lebih Bahagia?

8 November 2019   19:26 Diperbarui: 9 November 2019   11:03 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workaholic di Jepang menyebabkan rentan bunuh diri|Sumber: Hiroo Yamagata via canadiandimension.com

Angka ini jelas memprihatinkan. Perusahaan-perusahaan kemudian melakukan evaluasi budaya kerja. Jika di Indonesia rasanya cuti itu kurang, di Jepang karyawan sampai disarankan untuk mengambil cuti. Bahkan kemudian ada regulasi yang memaksa karyawan untuk menggunakan jatah cuti mereka.

Angka bunuh diri karena kelelahan bekerja di Jepang (sumber: statista.com)
Angka bunuh diri karena kelelahan bekerja di Jepang (sumber: statista.com)
Jam kerja pun berupaya dipangkas. Pada hari Jumat terakhir tiap bulan perusahaan diminta memperbolehkan karyawan untuk pulang cepat. Jam tiga sore mereka diizinkan untuk pulang. Meski demikian belum banyak yang menggunakan kelonggaran tersebut.

Oleh karenanya kabar empat hari bekerja dalam seminggu di Microsoft Jepang ini tentu sebuah perubahan yang besar di Jepang. 

Mereka tak ingin karyawannya mengalami karoshi. Selain waktu bekerja lebih singkat, waktu rapat juga dibatasi 30 menitan. Dari hasil evaluasi, produktivitas meningkat dan karyawan nampak lebih bahagia.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Sejak lima tahun belakangan ini budaya bekerja di Indonesia sebenarnya juga mulai berubah. Beberapa perusahaan di Jakarta mulai menerapkan jam masuk dan pulang kerja yang fleksibel.

Ada beberapa pilihan waktu masuk dan pulang bekerja apakah pukul 07.00 hingga pukul 16.00, pukul 08.00 hingga pukul 17.00 dan sebagainya.

Ada juga perusahaan yang membedakan antara karyawan penuh waktu dan paruh waktu. Beberapa perusahaan juga menerapkan golden shake hand, mereka yang berusia tertentu diperbolehkan untuk pensiun dini dengan benefit tertentu.

Di Jakarta kemacetan saat berangkat san pulang bekerja adalah sebuah tekanan tersendiri (ilustrasi: pixabay)
Di Jakarta kemacetan saat berangkat san pulang bekerja adalah sebuah tekanan tersendiri (ilustrasi: pixabay)
Dari obrolan dengan adik-adik mahasiswa yang baru lulus, mereka lebih suka lingkungan kerja yang fleksibel. Oleh karena perjalanan ke tempat bekerja apalagi di Jakarta itu rawan stress. 

Mereka memiliki impian untuk bekerja di tempat yang pertemuan fisik tidak harus setiap hari dengan suasana kerja yang nyaman.

Referensi: satu, dua, tiga, empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun