Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

IT, Teror Badut Rekaan Stephen King yang Bikin Takut

10 September 2017   17:00 Diperbarui: 10 September 2017   22:13 6856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Derry is not like any town. Peope die or disappear six time the national average" (Ben Hanscom in "It)

Film berjudul Itsejak beberapa hari lalu ramai diperbincangkan oleh para movie addict. Film ini meskipun tokoh utamanya anak-anak dan badut, rupanya bukan film yang bisa ditonton sembarang orang. Pasalnya, film ini bukannya menghibur, melainkan film horor yang bisa bikin penonton merasa terteror.

Kisah It diawali pada musim hujan pada bulan Oktober 1988 di kota bernama Derry. Sebuah kota fiktif di negara bagian Maine. Ada kakak beradik yang saling menyayangi, Bill (Jaeden Lieberher) dan Georgie Denbrough (Jackson Robert Scott). Si kakak yang sedang sakit membuatkan perahu kertas buat adiknya. Si adik dengan suka cita meluncurkan perahunya di jalan sambil mengenakan jas hujan. Sayangnya kemudian si perahu masuk dalam selokan.

Georgie berupaya menggapai perahu tersebut. Ia kuatir kakaknya akan marah jika perahunya hilang. Tiba-tiba muncul sesosok badut yang mengenalkan dirinya sebagai Pennywise, badut penari (Bill Skarsgard). Si adik terbujuk dengan rayuan si badut yang berjanji mengembalikan perahu tersebut. Malang nasib si adik, alih-alih mengembalikan perahu, badut tersebut malah melakukan hal yang mengerikan. Georgie pun kemudian masuk daftar anak hilang. Si kakak pun meratapinya.

Hampir setahun kemudian, pada liburan musim panas, Bill mengajak ketiga temannya, Richie Tozier (Finn Wolfhard), Stan Uris (Wyatt Oleff), dan Eddie Kaspbrak (Jack Dylan Grazer), untuk menyelidiki gua di sebuah danau. Ia menduga selokan dan saluran pembuangan di kota bermuara di situ. Ia berharap menemukan adiknya di situ, atau setidaknya jasadnya. Ia menemukan sebuah sepatu yang bertuliskan nama anak perempuan yang juga dinyatakan hilang. Namun, aksinya tertunda karena ada anak baru yang sembunyi di danau dan terluka.

Mereka pun kemudian bersahabat dengan anak korban perundungan tersebut yang bernama Ben (Jeremy Ray Taylor), dimana selanjutnya kelompok yang disebut anak-anak pecundang tersebut juga berteman dengan dua korban perundungan lainnya bernama Beverly Marsh (Sophia Lilis) dan Mike Hanlon (Chosen Jacobs). Sementara itu badut itu terus meneror. Korban pun berjatuhan. Satu-persatu kawan Bill pun diteror dengan memanfaatkan phobia masing-masing. Teror bukan hanya dari si badut, kelompok remaja bengal dipimpin Henry Bowers (Nicholas Hamilton) juga mengejar mereka.

Ketujuh anak korban perundungan pun bersatu (dok. IMDB)
Ketujuh anak korban perundungan pun bersatu (dok. IMDB)
Gara-gara film ini ramai dibahas dan mendapat rating bagus, baik dari IMDB, Rottentomatoes, maupun dari skor para movie addict di Indonesia), maka saya pun penasaran dan tertarik menontonnya bersama pasangan. Awal film disambut dengan senandung yang dibawakan anak-anak yang ceria, berlawanan dengan adegan awal yang bernuansa suram dengan guyuran air hujan.

Rupanya sutradara Andy Muschietti tak berbasa-basi, teror ketakutan langsung dipertontonkan pada sepuluh menit pertama. Selama 135 menit penonton diberikan berbagai adegan mengerikan yang sekonyong-konyong hadir. Film ini film horor kedua Andy yang sukses, setelah sebelumnya Mama (2013 )juga disebut-sebut sebagai salah satu horor yang menarik.

Itsukses membuat saya beberapa kali terkejut berkat berbagai jumpscare-nya. Namun lama-kelamaan jumpscare tersebut bisa dikenali sehingga saya sudah mempersiapkan diri jika badut itu bakal menakut-nakuti.

Dari segi cerita film ini juga dikemas apik. Latar dan karakter ketujuh anak tersebut tergali dengan baik. Masing-masing memiliki kisah dan ketakutan yang mereka sembunyikan. Mereka korban perundungan dari berbagai latar seperti si Stan yang berasal dari keluarga Yahudi, Beverly yang menjadi korban kekerasan dari ayahnya, Mike yang merasa sebagai orang luar karena berkulit hitam, dan sebagainya. Para bintang anak-anak tersebut berhasil memainkan perannya dengan baik, terutama Jaeden Lieberher yang menjadi Bill yang gagap.

Siapa sih Pennywise, si badut penari? Ia bukan manusia, ia adalah hantu karena bisa muncul dimana saja dan lintas waktu juga lintas dimensi. Latar asal-usulnya belum banyak disebutkan, mengapa hantu itu berwujud badut dan korbannya adalah anak-anak. Menurutku Pennywise termasuk sosok horor yang menakutkan seperti Freddy Krueger dan boneka Chucky. Sosok Pennywise ini diperankan Bill Skarsgard yang bermain sangat optimal. Ia menunjukkan talentanya dengan memberikan sentuhan horor badut yang berbeda dengan adaptasi It sebelumnya yang diperankan oleh Tim Curry pada serial It (1990).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun