Saat ini, kita hidup dalam dunia yang serba canggih dengan hadirnya teknologi-teknologi baru yang dapat membantu pekerjaan kita menjadi lebih efisien dan cepat terselesaikan. Ditengah pesatnya kemajuan teknologi dalam sebuah organisasi ataupun tempat kerja, terdapat satu kunci utama yang tak tergantikan dalam berhasilnya suatu organisasi yaitu human relations (hubungan antarmanusia).
Menurut Onong Effendy dalam (El Adawiyah, 2020) human relations dalam arti luas merupakan sebuah komunikasi persuasive yang dilakukan oleh seseoarang kepada orang lain secara tatap muka dan menimbulkan rasa bahagia dan kepuasaan hati bagi kedua belah pihak. Sedangkan dalam arti sempit yaitu komunikasi persuasive yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatp muka dalam lingkungan kerja atau dalam organisasi dengan tujuan menggugah gairah dan kegiatan kerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan kebahagiaan dan kepuasaan hati.
Mengapa human relations tetap menjadi peran penting di era serba canggih?
Meskipun dalam proses kerja sebuah organisasi atau tempat kerja dipercepat dan dipermudah oleh teknologi, tetapi manusia merupakan aspek kuncii berhasilnya organisasi dalam jangka panjang. Perusahaan-perusahaan yang dapat berkembang pesat merupakan sebuah Perusahaan yang dapat mengelola keduanya dengan baik. Hal ini serupa dengan hasil Deloitte (2023) yang mengungkapkan bahwa Perusahaan yang berhasil dimasa depan adalah mereka yang mampu menggabungkan teknologi dengan manusia (tech and touch).
Selain itu laporan dari Great Place to Work Indonesia (2023) menunjukkan bahwa Perusahaan yang kuat dan hubungan antarmanusia yang baik memiliki tingkat keterlibatan karyawan yang lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa karyawan yang merasa dihargai dan merasa terhubung dengan rekan lainnya cenderung lebih produktif dan loyal terhadap Perusahaan. Maka dari itu, pentingnya untuk meningkatkan komunikasi yang baik, empati yang tinggi dan rasa kepercayaan agar bisa menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Elton Mayo yang dianggap sebagai bapak Studi Hawthorne yang mengungkapkan bahwa produktivitas kerja tidak ditentukan oleh upah kerja, melainkan bagaimana organisasi memberikan kesempayan karywan untuk melakukan human relation organisasi (Liliweri, 2014). Meskipun teori human relations ini telah ada sejak lama, namun tantangan kerja di era saat ini pun jauh lebih kompleks. Human relation saat ini tidak lagi hanya sekedar membangun hubungan antar individu. Menurut Goleman kecerdasan emosional yang tinggi, seperti halnya kemampuan untuk memahami dan mengelola perasaan diri sendiri dan orang lain, menjadi kunci untuk kesuksesan human relations di lingkungan kerja atau organisasi (Savitri, 2011).
Tantangan human relations di era serba canggih
Dengan kemajuan teknologi, banyak Perusahaan yang beralih kemodel kerja jarak jauh atau hybrid. Hubungan antarmanusia semakin diuji, di Indonesia karyawan yang bekerja di sektor teknologi atau e-commerce terasa seperti terisolasi merasa terputus secara sosial dan emosial dari rekan-rekan mereka meskipun mereka tetap terhubung melalui teknologi. Maka diperlukan penyesuaian model komunikasi dan hubungan kerja agar tetap terjaga ikatan emosional meskipun bekerja dengan jarak jauh.
Perlu diingat kembali bahwa human relations merupakan tanggung jawab setiap individu didalam organisasi atau lingkungan kerja. Perusahaan yang sukses tidak hanya mengandalkan satu divisi dalam mengelola hubungan karyawannya. Sebagai salah contohnya ialah Perusahaan DHL Express Indonesia yang menemppati posisi tertinggi sebagai Perusahaan dengan budaya tempat kerja terbaik. Hal ini membuktikan bahwa selain teknologi yang canggih, hubungan antara karyawan dan manajemen merupakan peran penting untuk meningkatkan keterlibatan karyawan.
Kesimpulan
Walau dengan perkembangan teknologi yang cepat memungkinkan kita untuk bekerja lebih efisien dan cepat selesai, hubungan antarmanusia tidak akan pernah bisa terganti. Pada akhirnya kita tidak berkerja hanya untuk mesin, melainkan kita bekerja bersama manusia lainnya, kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat, saling medukung, dan empati yang tinggi. Dan hubungan inilah yang menjadi elemen paling penting untuk kesuksesan organisasi