Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Pemerintah Daerah Mendorong Study Tour Lokal untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

15 Mei 2024   18:47 Diperbarui: 15 Mei 2024   18:54 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/model-wall-e-die-cast-981588/

Polisi sudah menetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan study tour bus di Subang yang membawa rombongan siswa untuk kegiatan perpisahan. Di media sosial, masih ada saling lempar tanggung jawab. Ada yang menyebut pokok masalahnya di armada transportasi. Ada yang menyebut pihak sekolah yang sering memaksakan kegiatan study tour.

Sebetulnya mau istilahnya study tour atau perpisahan sekolah, yang jadi problem: kenapa kegiatannya harus ke luar kota?

Saya yang tinggal di Lembang, melihat banyak bus besar, sedang, dan kecil melintas dengan label study tour. Dari mulai PAUD hingga SMA, yang sebagian besar dari luar kota. Hingga muncul pertanyaan: tidak ada yang bisa dipelajari di kotanya sendiri?

Yang lucunya, sekolah-sekolah di Lembang, tepatnya Bandung Barat sendiri malah study tour ke Yogyakarta, Bogor, dan daerah lainnya. Kok jadi terbalik begini?

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang kegiatan study tour ke luar kota. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno angkat suara di media sosialnya yang menunjuk bahwa sumber daya manusia yang mengemudikan kendaraan tidak dalam kondisi prima. 

Dari dua pernyataan itu, di mata saya, sebagai ibu-ibu yang tidak terlalu pusing dengan study tour, sebetulnya jadi peluang mengembangkan wisata edukasi di daerahnya. 

Pasar dari wisata edukasi itu jelas yakni pihak sekolah. Para pengelola destinasi wisata yang harus pandai memasarkan produk atau tempat wisatanya ke sekolah-sekolah. Mereka harus menyiapkan paket-paket wisata edukasi yang bisa menambah wawasan siswa. 

Tidak hanya untuk study tour, tapi untuk kegiatan perpisahan yang mungkin ingin lebih berkesan dengan aktivitas di luar sekolah. Contohnya di wilayah Bandung Barat, banyak destinasi wisata yang bisa menampung siswa untuk perpisahan berupa kemping bersama. Atau bisa dengan aktivitas outdoor lainnya.

Demikian juga penyedia armada dapat menyasar pasar lokal. Selama ini, sekolah-sekolah lebih sering menggandeng angkutan kota yang disewa harian untuk mengantar dan menjemput mereka ke tempat wisata lokal. Bukankah ini merupakan peluang besar bagi daerah juga untuk meningkatkan pendapatan asli daerah?

Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memajukan sektor pariwisata dan pendidikan lokal. Salah satu inisiatif yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan study tour di dalam kota sendiri, bekerja sama dengan pengelola destinasi wisata, armada transportasi, dan sekolah-sekolah setempat. Program ini tidak hanya memperkenalkan siswa pada kekayaan wilayah mereka sendiri, tetapi juga berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun