Perempuan masih menghadapi banyak tantangan dalam upaya mereka untuk mencapai kesetaraan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Dengan kemajuan zaman, perempuan telah memiliki akses yang lebih besar ke pendidikan dan kesempatan kerja, tetapi diskriminasi gender masih ada di tempat publik maupun privat. Banyak perempuan masih dianggap tidak cukup mampu untuk memimpin atau membuat keputusan penting di tempat umum. Â Laki-laki sering kali memegang posisi strategis, dan perempuan yang tegas sering dianggap negatif karena terlalu emosional atau terlalu ambisius.
Sebaliknya, peran tradisional sebagai istri dan ibu masih sangat melekat di rumah tangga. Â Banyak perempuan masih memikul tanggung jawab rumah tangga, meskipun mereka juga bekerja di luar rumah dan membantu menghidupi keluarga mereka. Â Harapan sosial yang menganggap bahwa tanggung jawab rumah tangga adalah tanggung jawab utama wanita menciptakan beban ganda yang sering tidak terlihat. Â Ketempangan ini membahayakan perempuan secara fisik tetapi juga merusak kekuatan mental mereka.
Norma budaya, representasi media, dan ketimpangan dalam sistem hukum juga memperkuat bias gender yang kuat. Â Media masih sering menggambarkan perempuan secara dangkal, menjadikan mereka objek visual daripada orang yang memiliki peran dan kemampuan yang signifikan. Â Sementara itu, korban kekerasan berbasis gender belum menerima perlindungan yang memadai, yang membuat banyak perempuan enggan melaporkan karena takut akan stigma atau tidak dipercaya.
Namun demikian, upaya untuk menghasilkan perubahan terus berkembang. Sekarang perempuan semakin berani menyuarakan pengalaman mereka, membangun solidaritas, dan mengambil peran aktif dalam berbagai bidang, dari politik hingga teknologi. Selain itu, gerakan feminisme saat ini semakin luas dan inklusif, memungkinkan perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersuara dan memberikan kontribusi.
Melawan bias adalah tanggung jawab semua pihak, bukan hanya perempuan. Diperlukan pergeseran cara berpikir, kebijakan yang mendukung kesetaraan, dan pendidikan yang menanamkan kesadaran sejak usia dini. Wanita tidak meminta keistimewaan; mereka meminta hak dan kesempatan yang adil. Perjuangan ini akan terus berlanjut selama diskriminasi masih ada. Saatnya kita bekerja sama untuk menghilangkan perbedaan pendapat dan menciptakan ruang yang setara bagi semua orang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI