Mohon tunggu...
Dewa Gilang
Dewa Gilang Mohon Tunggu...

Single Fighter!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Ratusan Paku di Tubuh Supiati: Menguak Fenomena Santet di Indonesia

27 September 2012   04:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37 10669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kiranya, seluruh agama di dunia mengutuk keras serta mengharamkan sihir dengan berbagai istilahnya. Islam sendiri secara tegas menyatakan perbuatan sihir sebagai wujud syirik terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pelakunya disebut musyrik. Dan syirik adalah salah satu dosa terbesar menurut Islam.

Sekali lagi, terlepas dari percaya atau tidak, terutama bagi sebagian penggiat rasionalitas, fenomena-fenomena di luar nalar dan medis seperti kasus di atas memang masih ada di sebagian masyarakat Indonesia. Biasanya, praktek-praktek dan istilah demikian seakan menjadi bagian dari sosial-budaya suatu kultur masyarakat. Sehingga tak heran, bila isu-isu demikian sangat mempengaruhi masyarakat. Indonesia, pada 2008, misalnya, isu santet merebak di Banyuwangi dan daerah tapal kuda sekitarnya, yang berubah menjadi penghakiman massal terhadap beberapa orang yang dianggap menguasai ilmu santet.

Jadi, percayakah anda dengan fenomena di atas?. Lebih jauhnya, percayakah anda dengan adanya sihir?. Atau medis telah mampu menjelaskan fenomena demikian?. Yang pasti agama menulis perihal sihir dan mengajarkan bahwa sihir, bagaimana pun wujudnya, tak akan berdampak kecuali jika Tuhan mengizinkan.

Salam berang-berang.

Selamat menikmati hidangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun