Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beberapa Cerita Roman Tempo Dulu yang Masih Melekat di Masyarakat Bali

24 Juli 2023   17:59 Diperbarui: 24 Juli 2023   18:23 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Dinas Kebudayaan Kab. Buleleng

Beberapa Cerita Roman Tempo  dulu yang Masih Melekat di Masyarakat Bali

Cerita-cerita roman masa lalu yang masih melekat di kalangan masyarakat Bali telah ada semenjak berabad lalu. Pengarangnyapun anonim, namun menyebar diseluru wilayah dan lapisan masyarakat. Cerita apa saja? Yuk kita simak
1. Jaya Prana Layon Sari.
Dikalangan masyarakat Buleleng bagian utara Provinsi Bali, cerita Jaya Prana dan Layon Sari seolah diyakini itu benar benar terjadi atau ada. Dikisahkan dua pasangan yaitu Jaya Prana dan Layon Sari hidup di desa Kalianget.

Jaya Prana yang hidup sendiri karena keluarganya meninggal kena wabah penyakit akhirnya menjadi pembantu di kerajaan kalianget. Saking gantengnya ia kemudian bisa meminang gadis cantik di desa itu yang bernama Layon Sari.

Singkat cerita Layon Sari di ajak keistana. Raja menjadi kesemsem dengan Layon Sari. Dibuatlah akal agar Jaya Prana bisa dibunuh. Diutuslah Jaya Prana pergi ke hutan Teluk Terima beserta para pasukan dibawah pimpinan Saung Galing. Saung Galing kemudian membunuh Jaya Prana.

Kematian Jaya Prana didengar oleh Layon Sari. Dia kemudian bunuh diri menunjukkan kesetiaannya. Sampai saat ini di Teluk Terima ada semacam kuburan yang telah dibuatkan tempat suci.

2. Pernikahan Kang Cing Wie
Kisah ini berkaitan dengan Pura Dalem Balingkang yang berdekatan dengan pura Batur. Dikisahkan raja di Bali waktu itu bernama Jaya Pangus sangat tertarik dengan putri subandar yang berasal dari Cina bernama Kang Cing Wie. Walau berbeda agama dan budaya perkawinan ini tetap berlangsung.

Sampai saat ini akulturasi budaya tetap tampak pada kegiatan keagamaan, bangunan bangunan. Termasuk di Pura Dalem Balingkang dan Pura Batur bangunan dan tempat sembahyang umat Budha dan pedagang masih tetap berlangsung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun