Seringkali kita berbeda pendapat dengan teman, keluarga, atau bahkan masyarakat sekitar. Tentu saja, hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh, mengingat kita sebagai manusia memiliki pemahaman masing - masing tentang bagaimana cara kita merespon terhadap dunia luar. Mungkin saja, perbedaan pendapat itulah yang membuat kita dapat berkolaborasi dengan masyarakat luas, dan membangun kehidupan bersama yang harmonis dan plural.
Namun, pada kenyataannya, seringkali perbedaan pendapat tersebut justru malah menyebabkan perpecahan. Padahal, dengan adanya perbedaan pendapat, kehidupan kita akan semakin beragam dan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Menjaga toleransi dan kebhinekaan di tengah arus globalisasi menjadi tantangan yang sangat penting untuk diatas bagi masyarakat Indonesia yang beragam. Keberagaman dalam suku, agama, ras, budaya dan lain - lain, harus berdampak positif pada kehidupan bermasyarakat.Â
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming, menekankan seberapa pentingnya memperkuat kerukunan dan menjaga prinsip kebhinekaan (wapresri.go, 2024). Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda tetapi tetap satu, kita sebagai masyarakat yang beragam wajib menjaga persatuan di tengah kehidupan. Berkolaborasi dengan satu sama lain menjadi kunci penting dalam menjaga persatuan, supaya keharmonisan tetap terjaga.Â
Untuk menjaga toleransi dan kebhinekaan di tengah arus globalisasi, ada beberapa poin penting yang wajib kita perhatikan. Poin pertama adalah poin sosial. Kehidupan manusia tidak lepas dari ketergantungan kepada manusia lain. Sebagai makhluk sosial, kita wajib berinteraksi dengan sekitar kita, baik dalam aspek kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Mengoptimalkan interaksi sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah saling menghargai dan menjunjung tinggi persatuan.
Poin kedua yang wajib diperhatikan adalah aspek keagamaan dan adab. Pada dasarnya, semua agama yang diakui di Indonesia mengajarkan kebaikan. Dalam konsep agama manapun, sikap toleransi dan kebhinekaan wajib dilakukan, supaya interaksi antar pihak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi rukun dan harmonis. Menjaga kerukunan merupakan bagian dari prinsip agama, khususnya agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia. Oleh karena itu, toleransi adalah fundamental yang sangat penting di dalam kehidupan sehari - hari. Namun, apakah kita sudah benar - benar melaksanakan sikap toleransi tersebut ?
Toleransi adalah kehendak untuk hidup berdampingan secara damai yang dibangun diatas cinta kasih yang merupakan fitrah setiap manusia (Nurfaika Ishak, 2023). Dengan beragamnya suku, ras, agama dan budaya di Indonesia, kita sebagai masyarakat NKRI wajib menghargai dan menghormati keberagaman tersebut. Bentuk toleransi agama berarti menghormati pemeluk agama lain dan tidak mengganggu kegiatan ibadah mereka. Bentuk toleransi ras dan suku berarti memperlakukan semua orang setara dan sama, tanpa melihat warna kulit maupun asal daerah. Bentuk toleransi budaya contohnya adalah tidak mengganggu upacara tradisional atau budaya masyarakat lain, supaya tidak terjadi perpecahan.
Pada intinya, dalam kehidupan bermasyarakat yang beragam dan plural, kita wajib menjaga toleransi dan kebhinekaan. Khususnya di tengah arus globalisasi, momen dimana teknologi masuk secara terus - menerus, dan sikap individualisme diantara masyarakat semakin tinggi. Marilah kita menjaga kebersamaan dan keberagaman diantara kita, dengan meningkatkan sikap toleransi dan kebhinekaan. Kunci dari kehidupan bersama yang harmonis dan sejahtera adalah masyarakat yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI