Mohon tunggu...
Devi Ayu Vedani Putri
Devi Ayu Vedani Putri Mohon Tunggu... Guru

Seorang pendidik yang percaya bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Saat ini, saya sedang menempuh studi S2 Pendidikan IPA untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan. Kompasiana ini menjadi sarana bagi saya untuk memublikasikan karya ilmiah dan refleksi seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Tujuan Sejati Pendidikan: Sebuah Perjalanan Investigasi dalam Memahami Makna Belajar di Bali

24 September 2025   11:14 Diperbarui: 24 September 2025   11:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mindmap Tujuan Pendidikan Indonesia (Sumber: Arsip Penulis)

Jika tujuan inspirasional adalah 'apa yang kita impikan', maka tujuan preskriptif adalah 'bagaimana kita mencapainya'. Tujuan preskriptif pendidikan adalah serangkaian aturan, kurikulum, dan metode pengajaran yang dirancang untuk mewujudkan visi tersebut. Selama ini, tujuan preskriptif pendidikan sering kali didominasi oleh kurikulum nasional yang seragam, yang mengutamakan mata pelajaran eksakta dan keterampilan teknis. Namun, filosofi pendidikan yang lebih luas mengajarkan bahwa metode haruslah kontekstual.

Tujuan preskriptif yang ideal harus mencakup:

  • Integrasi Pengetahuan dan Keterampilan: Kurikulum harus dirancang untuk menggabungkan pengetahuan formal dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan murid. Di Bali, ini bisa berarti mengintegrasikan pelajaran matematika dengan pola arsitektur tradisional, atau pelajaran biologi dengan sistem irigasi subak.
  • Pendidikan Berbasis Proyek dan Komunitas: Daripada hanya duduk di kelas, murid harus terlibat dalam proyek-proyek nyata yang bermanfaat bagi komunitas mereka. Misalnya, mereka dapat bekerja sama dengan seniman lokal untuk merancang ruang publik, atau dengan petani untuk mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan.
  • Penekanan pada Pembelajaran Seumur Hidup: Kurikulum harus menanamkan rasa ingin tahu yang tak pernah padam, mendorong murid untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan. Ini bukan hanya tentang menyiapkan mereka untuk pekerjaan, tetapi juga untuk kehidupan yang terus berkembang.

Dengan demikian, tujuan preskriptif pendidikan tidak lagi hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan untuk murid.

Tujuan Investigatif Pendidikan

Terakhir, tujuan investigatif adalah inti dari proses belajar yang sejati. Tujuan investigatif adalah tujuan untuk menemukan dan memahami makna melalui eksplorasi, refleksi, dan dialog. Tujuan Pendidikan investigatif mendorong murid untuk tidak hanya menerima pengetahuan, tetapi juga untuk mempertanyakan, menganalisis, dan menemukan kebenaran mereka sendiri.

Tujuan investigatif sangat relevan dalam konteks filosofi yang lebih luas. Daripada hanya menghafal mitologi atau ritual, murid harus diajak untuk:

  • Berpikir Kritis: Menganalisis mengapa sebuah tradisi atau sistem sosial ada dan apa fungsinya dalam masyarakat. Mengapa masyarakat Bali sangat menghargai keseimbangan? Bagaimana filosofi ini membentuk hubungan sosial dan lingkungan mereka?
  • Menciptakan Solusi: Dengan pengetahuan dan pemahaman yang mereka miliki, murid dapat diundang untuk memecahkan masalah lokal, seperti polusi atau alih fungsi lahan, dengan pendekatan yang inovatif dan berakar pada kearifan lokal.
  • Membangun Narasi Personal: Mendorong murid untuk merefleksikan bagaimana nilai-nilai dan pengetahuan yang mereka peroleh membentuk identitas mereka. Pendidikan harus menjadi alat untuk memahami siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan ke mana mereka akan pergi.

Tujuan investigatif mengubah peran guru dari sekadar pemberi informasi menjadi fasilitator serta peran murid dari sekadar penerima menjadi seorang penemu. Tujuan investigatif merupakan perjalanan untuk menemukan makna, bukan hanya mengumpulkan fakta, tetapi juga dengan mengintegrasikan ketiga dimensi tujuan inspirasional, preskriptif, dan investigatif pendidikan di Bali tidak lagi menjadi beban, melainkan menjadi sebuah perjalanan suci untuk menemukan tujuan hidup yang sejati, berakar pada budaya, dan berorientasi pada masa depan.

Perjalanan investigatif telah membawa pada sebuah kesimpulan yang mendalam, yaitu tujuan sejati pendidikan di Bali tidak dapat dipisahkan dari filosofi hidup yang menekankan pada keseimbangan dan harmoni. Pendidikan yang ideal bukanlah model impor yang seragam, melainkan sebuah sistem yang secara sadar mengintegrasikan keutuhan karakter, relevansi kontekstual, dan semangat eksplorasi. Dengan demikian, pendidikan tidak lagi menjadi sekadar proses untuk mendapatkan ijazah atau pekerjaan, melainkan sebuah perjalanan untuk menemukan jati diri, membentuk karakter, dan mencapai kebahagiaan sejati.

Refleksi dari perjalanan ini mengajak kita untuk bertanya: apakah kita, sebagai masyarakat, sudah memberikan pendidikan yang benar-benar bermakna kepada anak-anak kita? Apakah kita sudah melihat pendidikan sebagai investasi untuk kebahagiaan dan keseimbangan, bukan hanya untuk kekayaan materi? Pesan moralnya jelas: pendidikan adalah cermin dari nilai-nilai yang kita anut. Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter, peduli lingkungan, dan mencintai budayanya, maka kita harus memastikan bahwa sistem pendidikan kita mencerminkan nilai-nilai tersebut.

Sebagai penutup, ada harapan besar untuk masa depan. Pendidikan di Bali dapat menjadi model global untuk pendidikan yang berkelanjutan dan berakar pada kearifan lokal. Harapannya adalah para pembuat kebijakan, guru, orang tua, dan murid dapat bekerja sama untuk mewujudkan visi ini. Mari kita ubah sekolah menjadi tempat di mana anak-anak belajar tidak hanya untuk sukses di dunia, tetapi juga untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian di dalam diri, dalam komunitas, dan dalam harmoni dengan alam semesta. Tindakan bisa dimulai dari hal kecil: mengenalkan dan mengajak anak memahami satu tradisi lokal di kelas, mengajak anak-anak menanam pohon & melestarikan alam, atau sekadar berdialog tentang makna di balik sebuah upacara adat yang mereka lakukan ataupun mengenai makna simbolis dari canang yang menjadi sarana mereka setiap sembahyang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun