Terkadang, hidup terasa begitu nyaman dan dapat diprediksi. Kita memiliki rutinitas harian, lingkaran pertemanan yang dekat, dan segalanya terasa aman. Namun, pernahkah Anda merasa bahwa kenyamanan itu justru membuat Anda sulit untuk berkembang? Itulah yang saya rasakan. Ada perasaan kuat di dalam diri bahwa ketergantungan pada orang lain telah menghambat saya untuk mencapai potensi diri seutuhnya. Keinginan untuk bisa berdiri sendiri semakin kuat. Suatu hari, saya memutuskan untuk mengambil langkah kecil namun signifikan: makan di sebuah tempat yang biasa saya kunjungi bersama teman, namun kali ini, sendirian. Perasaan sepi, canggung, dan rasa takut mulai menghantui. Ini bukan hal yang mudah, terutama bagi saya yang seorang introvert. Sejak kecil, saya selalu merasa butuh ditemani, bahkan untuk hal-hal sederhana. Pengalaman trauma di masa SMP, di mana saya pernah mengalami perundungan, semakin memperkuat ketakutan saya untuk menghadapi dunia sendirian.
     Ada momen ketika saya ingin menyerah, ingin kembali ke zona nyaman di mana saya selalu ditemani. Namun, saya selalu teringat akan perjuangan orang-orang di luar sana. Saya sadar, jika mereka bisa melewati rintangan, saya juga pasti bisa. Prinsip ini menjadi pegangan saya untuk terus melangkah maju. Saya belajar untuk bersabar dan menghadapi setiap tantangan, baik itu di masa sekolah, di mana saya harus tetap bertahan meskipun tertekan, hingga di masa kuliah, di mana saya harus mengambil jurusan yang berbeda dari cita-cita awal saya menjadi seorang guru.
     Namun, di tengah semua tantangan itu, sebuah kesadaran baru muncul. Saya mulai menyadari bahwa saya tidak harus selalu bergantung pada teman. Saya bisa menjadi versi terbaik dari diri saya tanpa harus terus-menerus mencari dukungan orang lain. Di masa kuliah, saya benar-benar menerapkan prinsip ini. Saya menantang diri untuk lebih mandiri, dan perlahan-lahan, saya menemukan kekuatan dalam diri saya sendiri. Saya percaya, suatu saat nanti, saya akan bisa berdiri tegak dan berhasil berproses dengan usaha sendiri. Pengalaman ini mengajarkan saya satu hal penting: rasa takut bukanlah penghalang, melainkan kompas. Saat kita berani menghadapinya, rasa takut akan menunjukkan jalan menuju pertumbuhan dan perkembangan diri. Ini adalah perjalanan yang tidak mudah, penuh dengan ketidaknyamanan, tetapi justru di situlah kita menemukan kekuatan sejati. Dengan berani melangkah keluar dari zona nyaman, Saya menemukan versi diri saya yang lebih tangguh, mandiri, dan siap menghadapi apa pun yang datang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI