Mohon tunggu...
Devina Kurnia
Devina Kurnia Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi PBA UIN MALIKI

sukses adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku | Ilmu, Filsafat, dan Agama

15 Februari 2020   08:07 Diperbarui: 15 Februari 2020   08:10 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Judul Buku          : Ilmu, Filsafat, & Agama

Nama Penulis    : Endang Saifuddin Anshari

Penerbit               : PT Dunia Pustaka Jaya

Tahun Terbit      : 2018

Buku karya Endang Saifuddin Anshari yang berjudul "Ilmu, Filsafat, & Agama"  ini terdiri dari 12 bab. Dalam buku ini, penulis mengarahkan karyanya ini untuk kandidat sarjana, sarjana, maupun cendekiawan. Karena mereka seharusnya terikat jiwanya pada kebenaran. Tiga unsur kebenaran yaitu: "Ilmu, Filsafat, dan Agama". Dalam buku itu akan mengupas mengenai tiga unsur kebenaran tersebut.

"Apakah perbedaan antara asasi manusia dengan hewan?" sebagian besar orang masih mempertanyakan tentang hal ini. Dan untuk jawabannya pun beraneka ragam. Dari keanekaragaman jawaban para ahli, dapat disimpulkan bahwasannya: pertama, manusia  itu adalah makhluk sejenis hewan juga. 

Kedua, manusia memiliki perbedaan tertentu dibandingkan hewan. Ketiga, ditinjau dari segi jasmaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah gradual, tidak asasi. Keempat, dari segi ruhaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah prinsipiil, fundamental, asasi. Kelima, dari segi ruhaniah, manusia memiliki beberapa keistimewaan lain yaitu makhluk yang berakal, dapat membandingkan, menafsirkan, dan manusia itu berkebudayaan.

Karena manusia memiliki akal pikiran, dapat dipastikan bahwa manusia itu suka bertanya dan berfikir. Dalam ilmu mantiq ada pernyatan yang dapat membedakan antara manusia dengan hewan, disebutkan "Al-Insanu Hayawanun Nathiqun" yang berarti "manusia itu merupakan hewan yang nathiq (berfikir)". Beerling menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang suka bertanya. 

Lalu, adakah hubungannya antara berfikir dan bertanya? Ketika seseorang akan bertanya, pasti dia telah memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dipertanyakan. Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa bertanya itu termasuk juga dengan berfikir. Tujuan dari bertanya untuk mengetahui mengetahui kebenaran dari yang dipertanyakan. Dan dapat disimpulkan, manusia merupakan makhluk yang mencari kebenaran

Ada beberapa teori yang membahas tentang kebenaran, diantaranya yaitu: Pertama, teori korespondensi. Dalam teori ini kita mengenal dua hal, pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan itu sendiri. Seperti contoh, "Surabaya merupakan ibukota Jawa Timur", hal ini merupakan pernyataan, namun apabila memang benar Surabaya adalah ibukota Jawa Timur, maka pernyataan ini merupakan kebenaran.

Kedua, teori konsistensi. Kebenaran menurut teori ini ialah kesesuaian antara satu pernyataan dengan kenyataan lainnya yang lebih dahulu diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya. Teori ini juga dapat dinamakan teori penyaksian tentang kebenaran, karena suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian oleh putusan-putusan lain terdahulu yang telah diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya.

Ketiga, teori pragmatis. Menurut teori ini, benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.

Hidup adalah sebuah pergerakan sebuah aktifitas, jadi tidak heran apabila dalm suatu aktifitas terdapat masalah. Dan agar terselesaikan, masalah harus dihadapi bukan ditinggalkan. Mengenai masalah manusia, dapat dikelompokkan menjadi 2, masalah segera (immediate problems), dan masalah asasi (ultimate problems). 

Masalah segera yaitu masalah-masalah praktis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masalah asasi yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pribadi yang menanyakan tentang diri serta tujuan hidup di dunia ini.

Yang menjadi masalah asasi manusia berkaitan dengan 3 hal, mengenai diri manusia sendiri, alam, dan juga Tuhan. Pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah tersebut sangat penting, karena ini dapat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan saat ini adalah, dengan cara apa manusia menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Ada 3 cara yang dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalahnya, dengan ilmu pengetahuan, filsafat, dan juga agama.

Pertama, ilmu pengetahuan. Banyak antara manusia jika pengetahuan itu dapat dibedakan menjadi dua, yakni pengetahuan (pengetahuan biasa, knowledge) serta ilmu pengetahuan (science). 

Namun disini, pengetahuan dapat dibagi menjadi 4: pengetahuan biasa (pengetahuan sehari-hari, disebut dengan pengetahuan), pengetahuan ilmiah (pengetahuan yang memiliki metode dan system tertentu, disebut ilmu pengetahuan), pengetahuan filosofis (ilmu yang mencoba menjawab pertanyaan yang ridak terjawab oleh ilmu biasa, disebut filsafat), pengetahuan theologis (pengetahuan keagamaan, pengetahuan tentang agama, pengetahuan tentang pemberitahuan dari Tuhan).

Pengertian dari ilmu pengetahuan yaitu pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, dan syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, umum, dan kumulatif. Objek dalam ilmu pengetahuan dibedakan menjadi 2, objek material dan objek formal. Menurut Drs. R.B.S. Fudyartanta, dosen psikologi UGM, menyebutkan ada empat macam fungsi ilmu pengetahuan: fungsi deskriptif, fungsi pengembangan, fungsi prediksi, dan fungsi kontrol.

Kedua, filsafat. Filsafat merupakan ilmu yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah yang dimaksud berada diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Diantara ilmu pengetahuan dan filsafat terdapat beberapa perbedaan: objek formal ilmu yaitu, mencari keterangan terbatas sejauh yang terjangkau oleh penelitian, percobaan, dan pengalaman manusia. 

Objek pengetahuan filsafat, mencari keterangan sedalam-dalamnya, sampai ke akar-akarnya sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia berdasarkan kekuatannya. Filsafat memiliki cabang-cabang ilmu yang dapat dibagi menjadi 6: metafisika, logika, etika, esetetika, epistemology, serta filsafat khusus (filsafat huku, filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan dan lainnya).

Ketiga, agama. Dalam Ensiklopedia Indonesia agama dapat diuraikan sebagai berikut, agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya yang suci. Manusia itu insaf, bahwa ada kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuatan inilah yang dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. 

Tentang kekuasaan ini bermacam-macam bayangan yang terdapat pada manusia, demikian pula cara membayangkannya. Demikianlah Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga ghaib di seluruh dunia dan unsur-unsurnya atau sebagai Khalik rohani. Tenaga ghaib ini dapat menjelma dalam alam (animisme), dalam buku suci (torat), atau dalam manusia (kristus).

Dalam agama ada 2 macam, yaitu agama samawi (agama wahyu atau turun dari langit) dan agama budaya (agama ciptaan manusia sendiri). Agama samawi hanya satu yaitu Islam, selebihnya yaitu agama budaya selain agama Nasrani dan Yahudi. Agama adalah pustaka kebenaran, dan kunci darinya yaitu iman. Iman tentunya berbeda dengan akal.

Dalam akal, manusia memikirkan sesuatu secara rasional dan kekuatannya pun terbatas. Pengetahuan tentang Tuhan tidak dapat difikirkan dengan akal, namun harus menggunakan keyakinan atau keimanan. Karena jika menggunakan akal saja, maka akal itu tidak akan sampai untuk memikirkannya, dan kembali lagi bahwa akal itu hanya untuk memikirkan hal yang rasional.

Diawal telah dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk pencari kebenaran, dan unsur dari kebenaran itu ada 3: ilmu, filsafat, dan juga agama. Antara ketiganya terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu, sama sama mencari kebenaran dengan metodenya sendiri-sendiri. Perbedaannya, ilmu serta filsafat bersumber dari akal, sedangkan agama bersumber wahyu dari Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun