Mohon tunggu...
DEVA SEPTANA
DEVA SEPTANA Mohon Tunggu... Journalist

dseptana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Film Gajah Ini Bikin Nangis!

14 Mei 2025   08:42 Diperbarui: 14 Mei 2025   08:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kita hidup di zaman ketika film animasi lokal bisa mengalahkan sinetron abadi jam 7 malam, dan pelakunya bukan tokoh superhero, bukan pula anak dari kerajaan siluman harimau, melainkan seekor gajah bernama Don. Ya, Don adalah bintang utama dari film Jumbo (2025), yang kini resmi menjadi film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. Dengan lebih dari 6 juta penonton, Jumbo bukan hanya sukses di box office, tapi juga sukses memicu tisu ludes di warung depan bioskop.

Film ini mengangkat kisah klasik yang sayangnya masih aktual: bullying. Tapi tenang, ini bukan kisah sedih yang hanya bikin dahi berkerut dan hati mengkerut. Jumbo mengemas isu serius itu dengan cara yang lucu, hangat, dan tetap menyentil. Jadi meskipun Anda tertawa, jangan kaget kalau di tengah cerita tiba-tiba air mata meleleh seperti es krim jatuh di aspal Bekasi siang hari.

Jumbo: Film yang Gendut di Box Office

Sejak dirilis awal tahun ini, Jumbo langsung lari kencang di bioskop-bioskop tanah air. Data dari Lembaga Sensor Film menunjukkan bahwa per 1 Mei 2025, film ini sudah ditonton lebih dari 6 juta orang. Kalau semua penonton berdiri berjajar, bisa bikin jalan tol dari Merak sampai Merauke. Lebih dari itu, Jumbo mengalahkan beberapa film populer lokal sebelumnya, seperti Kiko In the Deep Sea dan Nussa, yang sebelumnya juga mendapat sambutan hangat.

Sutradara film ini, Denny Santoso---yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pembuat iklan snack anak-anak---mengatakan bahwa ide Jumbo muncul dari pengalaman masa kecilnya yang selalu disebut "tumbuh subur" oleh tetangga. Ia ingin mengangkat kisah tentang penerimaan diri dengan cara yang tidak menggurui, tapi menggelitik.

Don, Gajah yang Bukan Sembarangan

Don, tokoh utama Jumbo, adalah seekor gajah muda yang ingin bermain kasti, makan donat, dan punya teman sejati---ya, seperti harapan kita semua. Tapi sayangnya, tubuh besarnya justru jadi bahan olok-olok teman-temannya. "Gendut tuh susah lari, nanti bolanya penyok," kata salah satu karakter di film. Tapi jangan salah sangka, ini bukan sekadar humor receh. Ini adalah representasi dari perundungan yang jamak terjadi di kehidupan nyata, terutama di lingkungan sekolah.

Adegan Don diejek teman sebayanya lalu diam-diam menyendiri di belakang kantin sekolah, mungkin akan membuat Anda teringat masa-masa sekolah dulu---baik sebagai korban, pelaku, atau penonton pasif yang cuma bisik-bisik sambil makan cilok.

Bullying: Masih Jadi Tren Tak Sehat

Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan tren bullying di sekolah Indonesia mengalami peningkatan. Dari hanya 91 kasus pada tahun 2020, angka ini meroket jadi 573 kasus pada 2024. Dan itu baru yang tercatat, lho! Belum termasuk kasus-kasus yang tersembunyi di balik dalih "cuma bercanda, kok." Ya, di negeri ini, terkadang ejekan dianggap sebagai bumbu persahabatan. Padahal, kalau kebanyakan bumbu, bisa bikin darah tinggi.

Fenomena ini bukan cuma terjadi di sekolah dasar. Di lingkungan pendidikan tinggi, seperti pada kasus calon dokter spesialis yang sempat viral, bullying juga terjadi dengan gaya lebih halus tapi menyakitkan: silent treatment, body shaming berbalut jargon medis, hingga senioritas yang terlalu serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun