Mohon tunggu...
Devan Muhammad
Devan Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pengiring opini kearah lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Air Saat Ini Tak Seindah Air Dulu

18 Juli 2021   20:00 Diperbarui: 18 Juli 2021   20:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sungguh ironis inilah hasil dari kecerdasan sekarang, kecerdasan yang di buat oleh nafsu semata demi memenuhi syahwat perut saja yang dapat mengakibatkan kehancuran umat manusia.

Layaknya seperti konsep air tadi, jika suatu sumber energi ataupun materi di pakai dan digunakan oleh orang yang cerdas namun tidak memiliki keimanan dan kasih sayang, maka air tersebut tidak akan berkembang dan mendatangkan kemanfaatan. 

Air tersebut malah akan keruh karena tindak mengalir untuk kebaikan dan karena hal itu juga air tak ada istimewanya di hadapan siapapun. Sebaliknya jika air itu dipakai dan dikelola oleh orang cerdas yang memiliki keimanan dan kasih sayang maka hasilnya akan luar biasa.

Konsep inilah yang sudah tidak ada di umat negeri ini, begitu banyak mata air yang sudah ada namun bukannya mendapatkan manfaat dari kehadirannya. 

Kehadirannya malah mendatangkan kesengsaraan bagi masyarakat yang berada di sekitar mata air tersebut. Lahan mereka malah digusur hanya untuk kepentingan pribadi mereka. 

Layaknya seperti cerita orang terdahulu yang mana terdapat seorang Yahudi yang memonopoli mata air yang ada di suatu daerah, si Yahudi ini menjual air dengan harga yang tinggi dengan berlandaskan nafsu. 

Kemudian ketika sumur tersebut dibeli dengan kesepakatan, pada akhirnya malah memberi keuntungan bagi muslimin, serta menghancurkan bisnis si Yahudi jahat itu.

Namun anehnya hari ini kita menyaksikan dan merasakan kembali bagaimana peristiwa diatas kembali terjadi. Sejarah 15 abad lalu terulang lagi saat ini, sungguh sesuatu hal yang membuat kita menyadari bahwa peristiwa sejarah pasti akan selalu berulang. 

Dengan berulangnya peristiwa sejarah mestinya, solusi dari hal itu sudah dapat ditemukan jalan keluarnya, jikalau mau mengkaji dan menelaah masalah tersebut dengan lebih mendalam. 

Kita terlalu terpaku pada teori dan sejarah barat yang menyilaukan karena pada praktek dalam kehidupannya, tidaklah sebaik dan semenakjubkanya apa yang diajarkan oleh Islam pada saat itu. 

Terutama sejarah yang seharusnya dapat umat Islam pelajari dengan baik dan dijadikan sebagai amalan kehidupan sehari-hari. Sungguh betapa indahnya hal itu bila dikerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun