Mohon tunggu...
Deva Mukhtar
Deva Mukhtar Mohon Tunggu... Guru - @Deva Mukhtar pemula dalam menulis. Memiliki ketertarikan dengan sejarah, budaya serta bahasa.

Sedang mencoba mengekspresikan sesuatu dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Kejujuran Dalam Cerita Danau Toba dan Jaka Tarub

5 Juni 2021   12:26 Diperbarui: 5 Juni 2021   12:31 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asal mula danau Toba menceritakan tentang seorang pemuda bernama Toba atau Kokar, yang sedang mencari ikan. Namun, ikan yang tertangkap olehnya adalah ikan jelmaan.
Sebelumnya Toba tidak tahu bahwa ikan yang dibawanya pulang adalah ikan yang bisa menjelma menjadi manusia. Ketika hendak dimasak, ikan itu berbicara. Ia memohon untuk tidak dimasak, dan ia bersedia untuk dinikahi oleh toba tetapi dengan satu syarat.
Beberapa tahun berlalu, Toba dan istrinya memiliki anak yang bernama Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak nakal yang tidak jarang membuat ayahnya marah.
Suatu hari ketika ia dititipkan oleh ibunya rantang berisikan makanan untuk Toba yang sedang bekerja di ladang, di tengah perjalanan Samosir merasa sangat lapar dan ia memakan makanan untuk ayahnya.
Sesampainya di ladang, Samosir memberikan rantang kosong kepada ayahnya yang sedang lelah dan sangat lapar. Karena perlakuan Samosir sangat keterlaluan, akhirnya Toba melontarkan ucapan yang sudah menjadi sumpahnya untuk tidak dikatakan ketika akan menikahi istrinya. Dengan perasaan yang marah, Toba mengatakan "dasar kau anak ikan!". Karena Toba telah melanggar sumpahnya seketika langit menggelap, dan air sungai meluap dan menjadi sebuah danau. Akhirnya toba kehilangan anak dan istrinya.

Diceritakan Jaka Tarub adalah laki-laki yang tampan, gagah dan baik hati, ia pun memiliki kesaktian. Karena memiliki wajah yang tampan banyak gadis-gadis yang ingin dinikahinya, tetapi Jaka Tarub belum ingin menikah.
Tiba hari dimana Mbok Randa yaitu ibu angkat dari Jaka Tarub meninggal dunia, dan meninggalkan kesedihan yang mendalam untuk Jaka Tarub.
Suatu hari Jaka Tarub sedang mencari rusa untuk dimakannya, tiba-tiba ia melihat 7 bidadari sedang mandi di sungai. Sebelum bidadari itu selesai bermain air dan bersenda gurau di sungai, Jaka Tarub mencuri selendang milik salah satu dari bidadari-bidadari itu. Ketika hendak kembali ke kayangan, Nawangwulan sebagai bidadari yang dicuri selendangnya merasa kebingungan. Kakak-kakak dari Nawangwulan pun membantu mencarikan selendangnya tetapi tidak ada yang menemukannya. Hari telah senja, dan mereka harus kembali ke kayangan, sedangkan Nawangwulan tidak bisa ikut dan merasa sedih. Lalu datanglah Jaka Tarub yang seakan menjadi penolong bagi Nawangwulan. Tidak lama mereka menikah.
Nawangwulan memasak nasi dengan kekuatannya, ia pun berpesan kepada Jaka Tarub untuk tidak membuka panci yang biasa ia pakai untuk memasak. Setelah itu hilanglah kekuatan Nawangwulan. Ia memasak nasi seperti manusia pada umumnya. Pada suatu ketika tumpukan padi miliknya terus berkurang, lalu tanpa sengaja ia menemukan selendangnya yang terselip di tumpukan padi. Ternyata suaminya sendiri lah yang mencuri selendangnya.
Nawangwulan merasa sangat marah, dan kecewa, lalu ia pergi meninggalkan Jaka Tarub dan anaknya yang masih bayi bernama Nawangsih. Sebelum ia pergi ke kayangan, Nawangwulan berpesan ia akan kembali untuk menyusui Nawangsih tetapi tidak untuk bertemu dengan Jaka Tarub.

Kedua cerita sama-sama merupakan cerita nusantara. Namun memiliki perbedaan daerah. Danau Toba berasal dari Sumatera Utara dan Jaka Tarub berasal dari Jawa Timur. Kedua cerita tersebut berlatar di sebuah desa. Kedua tokoh utama sama-sama merupakan laki-laki yang belum beristri. Sama-sama terpikat dan menikah dengan perempuan cantik yang merupakan jelmaan ikan dan seorang bidadari.
Dalam kedua cerita tersebut memiliki pesan moral sebagai berikut:
Menepati janji yang telah diucapkan agar tidak menimbulkan hal buruk kemudian hari.

Terima kasih, selamat membaca:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun