Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyoal Tantangan Berbisnis E-Commerce dan Cara Menaklukkannya

24 Desember 2019   23:56 Diperbarui: 25 Desember 2019   00:22 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kirim barang via J&T Express/ Pexels.com

Dalam pelaksanaannya. Tenyata berkecimpung di bisnis e-commerce itu susah-susah gampang. Susah karena harus menghadapi komentar teman sepermainan, keluarga, maupun komentar rekan kerja. 

Hal itu sungguh menjadi perkara yang sulit, malah lebih sulit dibanding merugi, soalnya kalau rugi ya tinggal kerja lagi, cari modal lagi. Tapi kalau sudah bentuknya komentar-komentar, tentu bikin pusing tujuh keliling.

Berikutnya, bisnis itu terlihat gampang karena dengan kemajuan teknologi dan ragam buku, saya dapat mengakses ragam informasi dari empu-nya (mesin pencari di internet) langsung tanpa keluar rumah, serta bisa mengenal banyak orang yang berkecimpung didunia yang lagi saya tekuni saat ini.

Sehingga saya menemukan artian penting dalam marketing, seperti yang saya dapat kala membaca buku dari Rhenald Kasali "Self Driving" ia mengungkap "Marketing itu berarti kepuasan pelanggan, melayani orang dengan baik, mengeri cara melakukan Branding, Packaging, dan membidik pasar."

Melalui hal tersebut, saya pun menjadi belajar (karena merugi), dan dapat mengidentifikasi tantangan saat dalam hal memajukan bisnis e-commerce saya.

Pertama, Masalah Logistik. Perkara ini menjadi penting karena karakter geografis Indonesia itu berbentuk kepulauan. Oleh karenanya, akses untuk menjangkau ragam pembeli yang berada diluar pulau besar menjadi suatu kendala yang berarti. Sehingga pengiriman bisa jadi lebih sulit dan mahal.

Kedua, Masalah Konsumen. Hampir sama dengan yang pertama. Kendala kedua ialah prihal konsumen, yang karena Negara kita didaerah terpencil belum dilengkapi jaringan internet yang memadai, membuat sebagai dari (calon) pelanggan tak bisa digarap.

Ketiga, Masalah Pengetahuan aturan Bisnis. Adanya pemahaman yang kurang pemahaman terkait pendirian badan usaha, perlindungan merek perusahaan, sistem pendanaan, serta jobdesk yang masih begitu rancu, karena pikiran cenderung terpecah dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas sehari-hari.

Meski begitu, dengan memasuki era revolusi industri 4.0 yang sering kali orang-orang artikan sebagai kolaborasi antara teknologi berjumpa dengan trent otomatisasi, sehingga problem nomor 2 dan 3 tentu secara perlahan tapi pasti sudah menemukan jawaban.

Masalah konsumen sudah dapat dijangkau karena pemerintah menggalakkan internet masuk desa demi menyelaraskan gebrakan dari gema Revolusi Industri 4.0. lalu masalah pengetahuan aturan bisnis, kini sudah mulai saya pelajari dengan luasnya relasi, serta memanfaatkan internet untuk berselancar mencari ilmu.

Lalu bagaimakah prihal masalah logistik? Apakah dengan masuknya era Revolusi Industri 4.0 dapat memungkinkan segala hal berbau pengiriman logistic dapat lebih mengjangkau orang lebih banyak, efesien waktu & biaya? Jawabannya ada dibawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun