Anggapan diri pribadi dari dulu hingga sekarang terkait Perusahaan Umum BULOG atau Perum BULOG, entah mengapa tetap sama. Sekalipun ada mengajak diskusi sambil ngopi-ngopi di persimpangan jalan, pandangan bahwa BULOG hanya mengurisi masalah barang pokok ter-khususnya beras selalu keluar sebagai jawaban dengan tugas menjaga stabilisasi harga sekaligus menjaga stock dipasaran, baik tingkat produsen & konsumen.
Hal diatas tentu tak salah, cuman sebagai orang awam, karena adanya pribahasa "tak kenal maka tak sayang" diri pribadi dapat dikatakan generasi yang kurang updatealias Kudet. Betapa tidak, BULOG yang semenjak 51 tahun lalu telah hadir memberikan kontribusi positif bagi negeri, secara pasti telah melakukan banyak transformasi diberbagai lini.
BULOG yang lahir pada tahun 1967, awalnya dimunculkan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Bahkan, saat itu namanya saja belum menjadi BULOG tetapi Lembaga Pemerintah Nondepartemen (LPND) pengelolahan multi komoditas. Nah, baru setelah 1998 hingga menjelang 2014, tugas pokok BULOG hanya berfokus pada komoditas beras saja.
Berita baiknya, pada 2015 tugas BULOG bertambah dengan mengelolah 3 komoditas (padi, jagung, & kedelai). Serta belum genap setahun, pada tahun berikutnya (2016), tugas BULOG ditambah menjadi pengelolahan 11 komoditas yang diantaranya terdapat beras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bahkan hingga cabe.
Kini ,BULOG mulai menyasar ranah komersil yang terbagi menjadi tiga kategori Unit bisnis (UB. Jastasma, UB. Opaset, UB. Industri, UB. Ritel), anak perusahaan (JP. Logistics), serta bisnis utama (perdagangan komoditi dengan brand KITA).
Tentu hal ini menjadi salah satu upaya yang patut diapresiasi, dan merupakan kemandirian dari salah satu Badan Usaha Milik Negera (BUMN) guna mencari pundi-pundi pendapatan, selain dari menunggu kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Seperti dijelaskan tadi diatas, BULOG memiliki 4 unit bisnis. Ini penjelasannya lebih lanjut:
Pertama, UB. Jastasma, UB ini berfokus pada usaha jasa survey kualitas, jasa sistem penyimpanan, dan jasa pemberantasan hama.
Kedua, UB. Opaset, UB ini berfokus pada kegiatan usaha optimalisasi asset serta meningkatkan asset menjadi lebih produktif. Seperti bangunan, gudang, ataupun lahan kosong.
Ketiga, UB. Ritel, UB ini berfokus pada pengembangan jaringan pendistribusian komoditi-komoditi BULOG, misalnya bekerjasama dengan Transmart dan supermarket-supermarket lokal seluruh Indonesia.
Keempat, UB. Industri. UB ini berfokus pada pengelolahan bahan pokok makanan, mulai dari produksi, perdagangan hingga jasa.