Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ketagihan si Centil Manis Kolang-kaling

14 Mei 2021   01:09 Diperbarui: 14 Mei 2021   01:21 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.justtryandtaste.com/

Indahnya hidup dalam keberagaman di negeri ini.  Sehingga meski aku tidak merayakan Idul Fitri, tetapi dengan cara yang ajaib selalu saja menikmati rombongan ketupat beserta keluarganya.  Siapa lagi jika bukan opor, rendang, sayur, dan sambel goreng hati.  Yummyyy....tidak bisa dipungkiri, mereka memang asyik dan nendang banget.

Tetapi, eittsss...ada yang berbeda tahun ini!  Yup, ada pendatang baru dalam sajian kiriman lebaran yang menemaniku tahun ini.  Namanya kolang-kaling, si mungil gembul yang munculnya setahun sekali di setiap bulan Ramadhan.

Maaf, aku mau mengaku deh.  Aku ini selalu rempong di setiap bulan Ramadhan.  Tanganku gatel tidak tahan sesekali membuat menu berbuka, dan aku suka sekali kolang-kaling.  Persoalannya, tidak semua kolang-kaling terasa pas di lidahku ini.

Hahah...simsalabim rejeki tidak kemana!  Seorang teman Muslim mengirimi ketupat beserta sayurnya, dan ada manisan kolang-kaling!  

Ehhhmmm....dingin kataku sambil memegangi boks berisi kolang-kaling menggoda.  Lalu tanganku mencoba mengambil satu saja, dan ternyata berlanjut kembali satu, dan satu, dan satu!  Hahahah...enak banget, manis dan kenyalnya pas!

"Thanks mbak, aku suka kirimannya.  Apalagi manisan kolang-kalingnya, jadi rebutan loh!"  Kataku menghubungi si pengirim.  Hahah...ternyata memang benar, karena manisan tersebut juga tidak ngasal membuatnya.  

Kolang-kaling sebagai bahan baku utamanya saja pilihan!"  Begitu penjelasan temanku sambil menjelaskan proses pembuatannya yang menurutku sih menguras kesabaran. Sayangnya, aku tidak mencatatnya.  Hiks..hiks...

Tetapi, kemudian aku penasaran mencari tahu ini tradisi darimana.  Jujur baru kali ini seorang teman mengirimkan hantaran ketupat beserta manisan kolang-kaling.  Ini benar-benar beda banget kataku dalam hati.

Usut punya usut, rupanya manisan kolang-kaling adalah panganan khas tradisi masyarakat Betawi, dan mereka menyebutnya bruluk. Sengaja dihidangkan sebagai pencuci mulut yang menyegarkan setelah menu berat lainnya.  Supaya lebih mantap, inilah bocoran cara membuatnya yang aku coba cari tahu.

Manisan Kolang-kaling

Bahan:

  • 500 gr kolang kaling (pilih yang muda dan segar)
  • 600 ml air
  • 200 gr gula pasir
  • 3 lembar daun jeruk
  • 3 lembar daun pandan
  • Pewarnan makanan (jika suka)

Cara Membuat:

  1. Cuci bersih kolang-kaling hingga bersih, lalu rendam menggunakan air cucian beras. Sesekali gosok kolang-kaling menggunakan tangan untuk menghilangkan lendir dan aroma asamnya.
  2. Diamkan kolang-kaling selama 1 jam atau lebih.
  3. Bilas dengan air bersih dan tirisan.
  4. Masukkan air ke dalam panci, rebus bersama dengan daun jeruk dan daun pandan
  5. Setelah air setengah mendidih, masukkan kolang kaling.
  6. Rebus sampai air tinggal setengah panci dan kolang-kaling menjadi empuk.
  7. Tambahkan gula pasir, masak sampai air hanya tersisa sedikit.  Jika suka bisa ditambahkan pewarna makanan.
  8. Angkat kolang kaling. Biarkan uapnya hilang dan benar-benar dingin.
  9. Masukkan dalam kulkas, dan siap dinikmati ketika sudah dingin.

Note
Kolang-kaling yang masih muda berbentuk pipih, lebar, dan warnanya putih bening atau transparan.  Ketika dipegang atau di tekan, teksturnya terasa lebih kenyal.

Begitulah ceritaku tentang lebaran tahun ini.  Meski tidak merayakan, tetapi aku ini langganan dikirimi.  Khusus tahun ini, spesial ada pendatang baru pula, si centil manis kolang-kaling.  Heheheh...jadi boleh dong, aku berbagi cerita.  Hikss...hikkss..kangen dirimu kolang-kaling.

Jakarta, 14 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun