Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musikalitas Borobudur Mendunia

7 Mei 2021   22:07 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:14 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://japungnusantara.org/

Candi Borobudur yang berdiri megah di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia berstatus warisan dunia dari UNESCO.   Bahkan Borobudur juga diyakini merupakan pusat kebudayaan dunia pada masanya.  Hal yang bisa kita lihat lewat pahatan di relief-reliefnya yang menampilkan lebih dari 400 alat musik dari berbagai jenis.

Pahatan yang bercerita kepada kita bahwa dulu pada pradaban manusia abad X pun tidak terlepas dari seni.  Bahwa melalui musik orang dapat menghargai keindahan dan memperoleh ketenangan.  Kesemua instrumen alat musik diabadikan jelas pada relief candi, tepatnya pada kaki candi.  Sehingga kita bisa mengetahui bahwa dulu pun masyarakat sudah mengenal alat musik petik, tiup, pukul dan gesek.  Sekalipun ketika itu bentuknya sederhana, tetapi kita bisa melihat bukti bahwa sejak dulu musik merupakan ekspresi pemikiran, daya cipta dan perasaan yang dituangkan menjadi karya yang indah.

Jika kita melihat Indonesia, maka negeri ini sangat kaya akan keberagamannya.  Termasuk juga alat musiknya yang memiliki ciri dan kekhasan di setiap daerah.  Luarbiasanya, Candi Borobudur sejak dahulu telah bercerita betapa negeri ini memiliki lengkap berbagai instrumen yang secara umum dibagi 4 jenis, yaitu:

  1. Idiophone (dipukul atau diketok).  Pemukulnya bisa terbuat dari kayu atau besi.  Contoh alat musiknya: kolintang dan arumba dari Sulawesi Utara, gambang dari Jakarta, saron dan gender dari Jawa Tengah, dll.

  2. Membraphone (dari kulit).  Ciri khas membraphone adalah terbuat dari kulit (selaput) yang direka pada rangka berbentuk lingkaran.  Bunyi musik dihasilkan dari getaran kulit yang dipukul.   Sebagai contoh: gendang yang banyak ditemui baik di Jawa maupun Sumatra, tambur yang juga bisa ditemui di Bali ataupun daerah lain, dogdog yang berbentuk seperti beduk dan biasa ditemui di Banten.

  3. Chordophone (dari senar atau tali).  Alat musik yang terdiri dari senar atau tali yang menghasilkan getaran.  Suara yang dikeluarkan dengan digesek atau ditekan.  Sebagai contohnya, biola sendiri alat musik Eropa yang mengalami pengaruh Timur Tengah, rebab cara memainkannya mirip seperti biola dan dapat ditemui di Jawa Barat dan tatawangsa berbahan kawat dan baja yang bisa ditemui di Jawa Barat, tetapi keberadaannya nyaris punah seperti juga keberadaan jentreng atau kecapi dan calung rantay..

  4. Aerophone (bunyi karena udara).  Instrumen yang menghasil bunyi karena sentuhan udara yang diatur oleh lubang-lubang yang ada pada instrumen. Sebagai contoh yang ditiup, terompet dan saxofon.  Sedangkan yang dipompa , organ dan electon.  Instrumen ini berasal dari darat Eropa.

Keberagaman pada relief inilah yang membuat Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) memiliki visi mengembangkan narasi hebat Borobudur sesuai dengan Outstanding Universal Value (OUV) dan budaya yang melingkupinya.  Gagasan yang bukan tanpa alasan, tetapi relief pada candi telah menceritakan banyak hal dengan indahnya.

Sebagai contohnya saja, pada relief terpahat alat musik tiup seperti yang terdapat di Thailand.  Mengherankan, kenapa bisa terpahat di dinding Borobudur.  Kemudian relief juga memahat berbagai bentuk gendang ataupun gitar, yang di setiap daerah memiliki nama dan ciri khasnya.

Musisi senior Dewa Budjana sendiri menemukan, ratusan alat musik tergambarkan di relief Candi Borobudur.  Sehingga menjadi pertanyaan besar, apakah dulu ada sebuah orkestra yang berlangsung di Borobudur, tidak ada yang bisa menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun