Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Jilid Dua

30 Oktober 2020   03:28 Diperbarui: 30 Oktober 2020   03:33 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.toluna.com/

Rara yang kemudian tamat SMP terpaksa melanjutkan SMA nya di kota lain.  Sementara Kak Yoga ketika itu setelah tamat SMA konon kabarnya diterima di perguruan negeri juga.  Tetapi tidak tahu dimana karena hubungan mereka terputus sejak Yoga lulus SMA.

Tidak ada kata sempat terucap, semuanya berjalan mengalir seperti air begitu saja.  Termasuk ketika Rara yang melanjutkan SMA nya di Bandung dan 3 tahun kemudian ternyata di terima di Universitas Gajah Mada, Jogya.

Kota Gudeg itu memang menyimpan banyak kenangan.  Dulu sewaktu bertugas di Sleman, papa dan mama selalu membawa Rara sesekali ke Jogya.  Duh...teringat Rara, SMP nya di Sleman dan Kak Yoga.  Kira-kira Kak Yoga kuliah dimana yah.  Ehhhmm...apa aku main-main ke sekolah aja yah.  Mungkin ada yang tahu dimana Kak Yoga.  

Sejenak Rara menerawang pikirannya ke masa SMP nya dulu.  Lalu senyum-senyum dirinya ketika mengingat saat jatuh dari vespa.  Tetapii...byarr...semua bubar jalan ketika suara menghentak menganggetkannya.

"Woi..kamu kenapa senyam senyum sendiri?  Obatmu sudah diminum teratur, atau jangan-jangan malah sudah diminum sekalian?" suara cowok menganggetkan, dan lebih kaget lagi karena suara itu terasa dikenalnya.

"Siapa namamu?  Saya Yoga yang akan mengajak kamu keliling mengenal fakultas sipil," kembali suara itu menganggetkan Rara.

"Saya Rara yang jatuh dari vespa kak, "sahut Rara berani mati.

Cowok bernama Yoga itu lalu terdiam, dan hanya mematung memandang Rara lalu acuh meninggalkannya.

Hari pertama perkenalan kampus berjuta rasanya bagi Rara.  Mendadak terselip rindunya kepada Kak Yoga.  Nggak ngerti juga apakah Yoga yang ditemuinya tadi adalah Yoga cowok bervespa itu, ataukah hanya kebetulan saja nama yang sama.  Duhh...betapa gilanya aku tadi di depan cowok itu, batin Rara sambil mengetok kepalanya sendiri.

"Hei...ngapain kamu ketok kepalamu?  Mending aku anterin pulang, dan mampir minum es campur dulu biar kamu jadi cewek normal," terdengar suara laki-laki berkendara vespa yang tahu-tahu sudah berada di depan Rara.

"Ka..., kakak benaran Kak Yoga?" suara Rara panik hingga Yoga terpaksa meletakan tanganya di mulut Rara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun