Mohon tunggu...
Desvita Sekar
Desvita Sekar Mohon Tunggu... UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Saya memiliki ketertarikan dibidang desain grafik dan kepenulisan artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Transformasi Digital & SDM di PT KAI, Masih Relevankah di Era Sekarang?

13 September 2025   13:00 Diperbarui: 13 September 2025   12:50 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi dan Layanan Modern di KAI

Transformasi digital di PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI merupakan langkah strategis yang tidak hanya berkaitan dengan adopsi teknologi, tetapi juga menyentuh inti manajemen sumber daya manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, KAI berhasil memperkenalkan berbagai inovasi, mulai dari aplikasi KAI Access, e-boarding pass, sistem pembayaran digital berbasis QRIS, hingga layanan check-in dengan teknologi face recognition. Tidak hanya itu, sektor logistik pun ikut terdigitalisasi melalui Rail Document System (RDS) yang membuat dokumen pengiriman lebih cepat, transparan, dan ramah lingkungan. Inovasi-inovasi ini jelas membuktikan bahwa KAI tidak ingin tertinggal dalam arus Revolusi Industri 4.0 yang menuntut semua organisasi, baik swasta maupun BUMN, untuk lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat modern.

SDM sebagai Agen Perubahan

Keberhasilan transformasi digital tidak semata ditentukan oleh kecanggihan teknologi, melainkan sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia. Pegawai KAI bukan hanya objek dari perubahan, melainkan agen yang menggerakkan perubahan itu sendiri. Karena itulah, KAI menekankan pada pengembangan SDM melalui program reskilling dan upskilling, penerapan reward and punishment, serta penanaman budaya kerja berbasis data dan orientasi pelanggan. Perubahan mindset ini menjadi fondasi penting, sebab tanpa pola pikir digital dan sikap adaptif, teknologi secanggih apapun tidak akan memberikan dampak yang berarti.

Tantangan yang Dihadapi

Meski demikian, perjalanan ini tidak selalu mulus. Masih ada tantangan berupa resistensi sebagian pegawai yang merasa nyaman dengan cara lama, kesenjangan kompetensi digital antar generasi, hingga keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah. Di sisi lain, kepemimpinan transformasional yang visioner menjadi faktor kunci untuk menekan resistensi dan mendorong keterlibatan pegawai sejak awal proses perubahan. Pemimpin yang mampu mengkomunikasikan urgensi digitalisasi dan menunjukkan manfaatnya bagi organisasi maupun masyarakat akan lebih mudah membangun kepercayaan serta komitmen kolektif.

Dampak Positif Transformasi Digital

Transformasi digital KAI telah memberi dampak positif yang nyata. Dari sisi pelanggan, layanan menjadi lebih praktis, cepat, dan aman. Dari sisi perusahaan, efisiensi biaya, transparansi keuangan, serta data real-time untuk pengambilan keputusan semakin kuat. Dari sisi publik, digitalisasi ini mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengurangi penggunaan kertas dan mempercepat layanan transportasi yang ramah lingkungan. Semua ini membuktikan bahwa transformasi digital KAI masih sangat relevan, bahkan semakin penting di tengah dinamika masyarakat dan perkembangan teknologi yang begitu cepat.

Manusia sebagai Penggerak Utama

Pada akhirnya, relevansi transformasi digital KAI bukan hanya terletak pada kecanggihan sistem yang digunakan, tetapi pada sejauh mana SDM mampu menyesuaikan diri dan menjadi motor penggerak perubahan. Teknologi hanyalah enabler, sedangkan manusialah yang menjadi driver utama keberhasilan digitalisasi. Dari sini, jelas bahwa keberhasilan KAI dapat menjadi model bagi BUMN lain dalam menghadapi tantangan digitalisasi, sekaligus menegaskan pentingnya peran manusia sebagai pusat dari setiap inovasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun