Namun pada peringatan molod beberapa tahun terakhir, isi angka’an tidak hanya lambang maulid tersebut tapi diberi tambahan berbagai macam barang keperluan sehari-hari seperti; gula, tepung, minyak, makanan ringan (snack), buah-buahan, minuman kaleng atau sachet, kue, detergen dan sebagainya. Barang-barang tersebut ditata dan dihias sedemikian rupa dengan menggunakan kertas warna-warni dan diletakan dalam wadah/ember yang disebut beldi.
Jika berkat / angka’an pada peringatan Molod jaman dahulu adalah makanan yang semuanya berasal dari hasil bumi, saat ini makanan yang disajikan berupa makanan-makanan olahan pabrik. Dahulu, angka’an “talam tengkok” merupakan angkatan induk berisi nasi, ikan dan lauk pauknya ditambah “budukna” yang merupakan jajanan dan buah-buahan. Lazimnya talam tengkok dan budukna diangkat oleh orang yang mampu secara ekonomi ke masjid atau langgar di kampung masing-masing. Setelah acara inti yang diisi dengan penampilan kesenian dikker, terbeng, rajhe, asrakalan, doa dan pidato selesai, selanjutnya talam tengkok dibagi untuk empat orang. Seiring berjalannya waktu, talam tengkok diganti dengan angkatan model “Bekol” atau “Gudek/Budek” yang dibuat oleh satu orang per keluarga yang nantinya ditukar dengan berkat/angkatan dari keluarga lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI