Mohon tunggu...
Dessy Suryawati
Dessy Suryawati Mohon Tunggu... Penerjemah - Arabic student at UIN Maliki malang East Java Indonesia Ig: @dessysuryawati

"خَيْرُالنَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persaingan Dunia Pendidikan era Revolusi Industri 4.0, Indonesia Mampukah?

20 Mei 2019   10:25 Diperbarui: 20 Mei 2019   10:53 3072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia saat ini memasuki gelombang revolusi industri 4.0, revolusi industri 4.0 adalah implementasi teknologi automasi dan pertukaran data dalam bidang industri yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta internet atau bisa disebut digitalisasi dibidang industri. Seperti yang telah tertulis dalam buku The Fourth Industrial Revolution karya Klaus Schwab  bahwa revolusi industri 4.0 sebenarnya telah ditandai dengan munculnya super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang lebih memungkinkan manusia untuk mengoptimalkan fungsi otak.

Berbicara mengenai kenyataan dalam dunia pendidikan di Indonesia, bahwa ternyata harapan yang di dambakan tidak sesuai dengan realita daripada tujuan pendidikan indonesia kita. Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini terhitung sangat rendah. Berdasarkan riset United Nations Educational, Scientific and Organizations (UNESCO) terhadap kualitas di seluruh negara negara berkembang, Indonesia masih menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru pendidik berada pada level sangat bawah yaitu 14 dari 14 negara. Indonesian terdiri dari 217,512 lebih sekolah, 45,357,157 murid, 2,719,712 Guru tapi sayang menurut laporan PISA tahun 2015 sebuah program yang mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 70 negara telah menyatakan, bahwa indonesia menduduki peringkat 62  dari 70 negara, negara kita sangat mengalami ketertinggalan.  Sungguh miris sekali melihat kondisi pendidikan Indonesia kita pada saat ini.

Menanggapi kulitas pendidikan Indonesia saat ini yang terbilang masih sangat rendah membuat kita bertanya tanya, apakah hal ini disebabkan oleh  faktor kurikulum yang  menjadi polemik atau bahkan tenaga pendidik kita sendiri? mengingat dimana kurikulum di negara kita sering sekali mengalami perubahan seiring berrgantinya menteri pendidikan, atau bahkan dikarenakan  kualifikasi pedagogik guru sendiri yang belum begitu memahami bagaimana seharusnya kurikulum itu dijalankan dengan baik dan benar, atau bahkan dikarenakan kurangnya bentuk penghargaan terhadap para guru hingga membuat performa tenaga pendidik kita berkurang, hal ini dibuktikan dari ujian kompetensi guru nasional bahwa performa tenaga guru kita rata rata normal ialah 53,02 dari 100.

Segala problematika yang terjadi di negara kita mengantarkan tulisan ini pada pertanyaan besar, bahwa apakah pendidikan di negara kita saat ini siap untuk bersaing dengan negara negara lain pada era revolusi industri 4.0?.

Harus disadari dan juga menindak lanjuti bahwa untuk mengejar ketertinggalan pendidikan negara kita di masa  revolusi industri 4.0, pemerintah harus dapat menyediakan fasilitas yang memadai untuk semua instansi ataupun lembaga pendidikan secara merata hingga pelosok Indonesia. Dan juga sebagai pondasi utama dalam dunia pendidikan, bukan hanya fasilitas namun guru juga  harus mampu memperbarui kompetensi dalam menghadapi era pendidikan 4.0. Jika kita melihat bahwasanya peserta didik yang sedang dihadapi guru pada era 4.0  kini adalah peserta didik dari generasi milenial yang sangat akrab dengan dunia digital. Peserta didik pada masa ini sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industri 4.0, sehingga menunjukan bahwa produk lulusan sekolah yang telah mendapat lebel "LULUS" harus mampu menjawab segala tantangan industri dalam kehidupan di negara ini. Melihat tantangan tersebut guru diharuskan untuk mampu meningkatkan kompetensi untuk menghadapi peserta didik generasi milenial ini.

Era pendidikan 4.0 adalah era dimana seorang guru mendapatkan tantangan yang berat dan harus dihadapi. Dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, Jack Ma yang merupakan CEO dari Allibaba Group menyatakan, bahwa pendidikan pada abad ini memiliki tantangan yang cukup besar. Jika kita tidak dapat mengubah metode pembelajaran dalam hal belajar dan mengajar, maka untuk 30 tahun mendatang kita akan mengalami masalah yang sangat besar. Pendidikan dan pembelajaran yang terjadi saat ini adalah pendidikan dan pembelajaran yang serat akan ilmu pengetahuan dan juga mengkesampingkan keterampilan sikap pada saat ini terimplementasi maka akan menghasilkan generasi yang tidak mampu bersaing dengan teknologi dan mesin. Oleh sebab itu peran seorang guru sebaiknya mengurangi dominasi pengetahuan dalam pembelajaran dengan maksud  agar peserta didik akan sangat bijak dalam menggunakan  teknologi untuk kebutuhan masyarakat.

Dalam hal pengembangan pendidikan dan perubahan metode pembelajaran  pemerintah Indonesia memiliki peran yang sangat penting. Ketersediaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik merupakan suatu hal yang tak kalah penting, oleh karena itu pemerintah Indonesia diharpakan mampu memenuhi kebutuhan fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran berbasis teknlogi yang mumpuni secara merata hingga pelosok nusantara yang agar peserta didik generasi penerus bangsa ini dapat memperoleh bekal yang layak dan cukup dalam menghadapi persaingan era ervolusi Industri 4.0 ini. Ketertinggalan bangsa indonesia dalam segi pendidikan seharusnya menjadi sorotan utama bagi pemerintah dan dapat menyadarkan seluruh elemen pendidikan bahwa negara dengan kualitas generasi penerus yang aktif, kreatif, inovatif dan peduli dengan bangsa dan negara akan mampu mengubah keadaan Indonesia menjadi negara yang lebih baik, maju, dan dapat bersaing di kacah dunia pada era revolusi Industri 4.0 saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun