Kehidupan di era modern ditandai oleh perubahan yang sangat cepat. Teknologi berkembang pesat, informasi tersebar dalam hitungan detik, dan gaya hidup masyarakat ikut berubah.
 Dalam situasi ini, remaja memiliki peran yang sangat penting. Mereka adalah generasi penerus yang akan memimpin dan menentukan arah bangsa ke depan. Namun, tantangan yang dihadapi remaja saat ini pun tidak mudah.
 Remaja masa kini hidup di tengah tekanan globalisasi, perkembangan media sosial, dan tuntutan akademik yang tinggi. Banyak dari mereka kehilangan arah, mengalami krisis identitas, dan terjebak dalam pergaulan yang salah. Di sinilah pentingnya membangun ketangguhan mental, spiritual, dan sosial pada diri remaja.
Ketangguhan remaja bukan hanya soal seberapa kuat mereka menghadapi masalah, tapi juga tentang kemampuan untuk bangkit, belajar dari kesalahan, dan tetap melangkah maju. Remaja tangguh adalah mereka yang mampu bertahan di tengah tantangan dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebaikan.
Remaja dalam Arus Perubahan Sosial
Dunia terus berubah. Dahulu, komunikasi hanya bisa dilakukan lewat surat. Kini, dalam hitungan detik, remaja bisa terhubung dengan siapa saja di seluruh dunia. Sayangnya, kemajuan ini tidak selalu membawa dampak positif. Banyak remaja justru kehilangan fokus, terlalu larut dalam dunia maya, dan merasa asing dengan lingkungan sekitarnya.
Perubahan sosial juga menyebabkan pergeseran nilai. Hal-hal yang dulu dianggap penting, kini sering diabaikan. Nilai sopan santun, tanggung jawab, kerja keras, mulai tergeser oleh gaya hidup instan dan popularitas semu.
Remaja yang tangguh adalah mereka yang tidak ikut arus, tetapi berani menjadi arus. Mereka mampu memfilter pengaruh buruk dan tetap mempertahankan nilai-nilai yang benar. Ketangguhan bukan berarti menolak perubahan, melainkan mampu menyikapi perubahan secara bijak.
Tantangan Psikologis dan Tekanan Sosial
Remaja mengalami banyak perubahan fisik dan emosional. Masa ini adalah masa pencarian jati diri. Mereka mulai bertanya: "Siapa aku?", "Apa tujuan hidupku?", dan "Apa yang membuatku berarti?". Namun sayangnya, tidak semua remaja mendapatkan dukungan dalam pencarian itu.