Mohon tunggu...
Deslie Salza
Deslie Salza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika di Bandung

let's improve ourself!

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pesona Al-Khawarizmi dengan Matematika-nya

24 Juni 2023   11:20 Diperbarui: 24 Juni 2023   11:28 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PinHome Blog

Sosok Al-Khawarizmi atau Abdullah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi merupakan sosok yang tak lagi asing dalam dunia matematika. Beliau merupakan seorang ahli matematika berdarah Persia yang memiliki segudang karya. Sangking banyaknya karya beliau, sampai-sampai banyak orang menjulukinya sebagai “The Father of Mathematics” atau Bapak Matematika. Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai ahli dalam ilmu astronomi, astrologi, geografi, dan ilmu lainnya. Semasa mudanya Al-Khawarizmi banyak menghabiskan waktunya sebagai seorang pengajar di kota Bagdhad. Beliau juga turut andil dan tergabung dalam lembaga penerjemah, pusat penelitian ilmu pengetahuan, dan perpustakaan besar (Bayt Al-Hikmah) yang saat itu didirikan oleh Harun Al-Rasyid di kota Bagdhad. Dari sini lah beliau memulai karirnya sebagai seorang ilmuwan yang jenius, hingga akhirnya banyak melahirkan karya-karya yang luar biasa dan mempesona.

Dalam matematika beliau dikenal sebagai pelopor ilmu aljabar, yang mana aljabar merupakan salah satu bagian ilmu matematika yang menjelaskan mengenai proses penyederhanaan dan cara menyelesaikan permasalahan matematika menggunakan bantuan simbol-simbol (variabel) sebagai pengganti konstanta. Buku yang diterbitkan oleh Al-Khawarizmi mengenai aljabar ini berjudul “al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah” yang artinya Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan. Buku tersebut banyak membahas mengenai uraian dan penjelasan persamaan linier dan persamaan kuadrat. Selain itu, di dalam buku ini juga di jelaskan mengenai pengertian geometris, teorema segitiga sama kaki, cara menghitung luas segitiga, jajargenjang, dan lingkaran, serta cara penggunaan secant dan tangen dalam trigonometri dan astronomi.

Adapun buku kedua Al-Khawarizmi yang membahas mengenai algoritma atau aritmatika, yaitu “al-Jam’a awal-tafriq bi-hisab al-Hind” atau Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu. Di dalamnya Al-Khawarizmi banyak membahas mengenai kegunaan angka-angka, termasuk angka 0 yang ditemukan olehya. Dengan adanya angka nol (0) ini sekaligus memudahkan kita dalam menghitung angka puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Selain itu dalam buku ini pun beliau membahas dan memperkenalkan mengenai notasi angka desimal (contoh: 0,5) dan tanda-tanda negatif dalam angka (contoh: -1). Intinya, dalam buku ini beliau menjelaskan bahwa angka nol (0) memiliki pengaruh yang begitu besar dalam ilmu matematika, yang mana angka nol (0) ini berfungsi sebagai identitas tambahan bagi bilangan bulat, bilangan asli, dan struktur aljabar lainnya. Di Eropa, karya-karya Al-Khawarizmi ini  banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai Algorithmi, Algorismi, Alchawarizmi yang membuat Al Khawarizmi dikenal sebagai Algorizm di daerah barat. Berangkat dari sinilah akhirnya penyebutan algoritma ini muncul.

Dari buku-buku tersebut, Al-Khawarizmi telah banyak mewariskan istilah-istilah matematika yang berguna sampai saat ini, seperti sinus, cosinus, tangen, dan cotangen serta masih banyak lagi. Meskipun karya-karya beliau ini merupakan hasil perbaikan dari buku Dhiopantus (Matematikawan Yunani), tetapi Al-Khawarizmi bukan semat-mata melakukan plagiarisme terhadap karya tersebut, melainkan beliau banyak meluruskan segala permasalahan dan kesalahan yang dilakukan oleh Dhiopantus sebelumnya. Bahkan Gandz, seorang matematikawan barat pun mengatakan bahwa upaya yang dilakukan Al-Khawarizmi ini jauh lebih baik dan Al-Khawarizmi lebih berhak untuk mendapatkan julukan sebagai “Bapak Aljabar” dibandingkan Dhiopantus. Tetapi perlu kita ingat juga, bahwa apa yang diciptakan oleh Al-Khawarizmi ini dapat terjadi karena adanya campur tangan Dhiopantus yang tidak bisa dilupakan begitu saja.

Teori temuan Al-Khawarizmi dalam matematika ini tentunya memiliki impact yang sangat besar bagi kehidupan kita. Jika kalian tahu, sebenarnya seluruh aktivitas digital yang bisa kita lakukan saat ini merupakan salah satu hasil dari teori temuan Al-Khawarizmi. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena untuk membuat jaringan, server, website, bahkan aplikasi sekalipun perlu digunakan yang namanya sistem algoritma, atau deretan angka dan bilangan. Artinya, apa yang kita temukan dikeseharian kita saat ini merupakan output atau product dari pemikiran jenius Al-Khawarizmi pada saat itu. Atau bisa kita sebut juga bahwa karya-karya beliau ini merupakan pondasi bagi keberlangsungan peradaban manusia di era digital ini. Bayangkan jika pada saat itu Al-Khawarizmi tidak menemukan teori teorinya itu, mungkinkah kita dapat menikmati segala aktivitas digital saat ini?

Jadi, sudahkah kalian terpesona dengan  Al-Khawarizmi?

REFERENCES:

Kurnia, R. A. E. (2011). Teori Aljabar Al-Khawarizmi. Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah.

Setiawan, H. R. (2017). Kontribusi Al-Khawarizmi Dalam Perkembangan Ilmu Astronomi. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan, 1(1).

Yuk, Kenalan dengan Penemu Angka Nol dan Bapak Aljabar Dunia! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun