Mohon tunggu...
Desi Sommaliagustina
Desi Sommaliagustina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Hukum Universitas Dharma Andalas, Padang

Sebelum memperbaiki orang lain lebih baik memperbaiki diri kita dahulu |ORCID:0000-0002-2929-9320|ResearcherID: GQA-6551-2022|Garuda ID:869947|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Kebangkitan Nasional: Membangun Bangsa yang Lebih Bermartabat

20 Mei 2024   12:39 Diperbarui: 20 Mei 2024   13:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Hari Kebangkitan Nasional (Sumber: Kompas.com)

Perempuan itu ibarat tiang masyarakat. Jika kaum perempuan terdidik dengan baik, masyarakat pun akan baik. - Gunawan (STOVIA) dalam Kongres Budi Utomo 1908.

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya merupakan momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa Indonesia dan membangkitkan semangat persatuan dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Pada tahun 2024 ini, Harkitnas ke-116 mengusung tema "Bangkit Bersatu Membangun Bangsa". Tema ini menjadi pengingat bahwa di tengah situasi global yang penuh tantangan, bangsa Indonesia harus bersatu padu untuk membangun masa depan yang lebih gemilang.

Sejarah mencatat bahwa Harkitnas lahir dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo menjadi tonggak kebangkitan nasionalisme Indonesia, menandai awal perjuangan bangsa untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Semangat persatuan dan kebangkitan yang diinisiasi oleh Budi Utomo terus menginspirasi generasi penerus untuk meneruskan perjuangan meraih kemerdekaan.

Boedi Oetomo, yang didirikan oleh para mahasiswa kedokteran STOVIA (Sekolah Tinggi Oedjoedjan Negeri) di bawah bimbingan Dr. Wahidin Sudirohusodo, menandai pergeseran perjuangan dari perlawanan fisik melawan penjajah menjadi perjuangan melalui pendidikan dan kebudayaan. Organisasi ini menjadi inspirasi bagi berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya, seperti Sarekat Islam, Budi Utomo, dan Perhimpunan Indonesia.

Harkitnas bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga momentum untuk merefleksikan makna perjuangan para pendahulu dan membangkitkan semangat persatuan dan kemerdekaan di masa kini. Di tengah berbagai tantangan dan kompleksitas bangsa, semangat Harkitnas mengingatkan kita untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan. Kita harus bersatu padu, bahu membahu, untuk menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang menghadang bangsa. Meningkatkan kualitas pendidikan, pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. 

Kita harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat melahirkan generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap membangun bangsa. Menjaga kemerdekaan, kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan yang berat harus dijaga dan dipertahankan. Kita harus mengisi kemerdekaan dengan karya dan prestasi untuk kemajuan bangsa. Melestarikan budaya bangsa,  budaya bangsa adalah identitas dan jati diri kita. Kita harus melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa agar tidak tergerus oleh budaya asing.

Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita sendiri telah rampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, melainkan juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander (pribumi) memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir-batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya." - Surat kritik Ki Hajar Dewantara 'Andai Aku Seorang Belanda' dalam surat kabar De Express milik Douwes Dekker.


Tantangan dan Harapan di Era Globalisasi

Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan baru, seperti: Ketidakadilan sosial dan ekonomi. Kesenjangan antara kaya dan miskin masih menjadi masalah yang perlu diatasi. Korupsi masih menjadi penyakit kronis yang menggerogoti bangsa. Radikalisme dan intolerans,  ancaman radikalisme dan intoleransi semakin nyata, dan harus dihadapi dengan tegas. Krisis lingkungan, pencemaran lingkungan dan perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup manusia.


Meskipun berbagai tantangan menghadang, kita tidak boleh patah semangat. Kita harus terus berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa. Semangat Harkitnas harus menjadi inspirasi bagi kita untuk bersatu padu, membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.

Membangun Bangsa yang Lebih Bermartabat

Harkitnas tidak hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga momentum untuk membangun bangsa yang lebih bermartabat di masa depan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan yang berkualitas dan berkarakter harus menjadi prioritas utama. Generasi muda harus dibekali dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai moral yang kuat untuk membangun bangsa yang maju dan bermartabat. Membangun ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan, perekonomian nasional harus dibenahi agar dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun