Mohon tunggu...
Desi Rezki Amelia
Desi Rezki Amelia Mohon Tunggu... Editor - Tertarik Islam dan Sejarahnya, Juga minat soal Pertanian dan Perikanan

Blog(k)ir: Blog cerita akhir Menceritakan akhir perjalanan hari demi hari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Golden Age "Penakluk Konstantinopel"

2 Januari 2019   22:11 Diperbarui: 2 Januari 2019   22:46 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Handphone menjadi kebutuhan pokok menyamai nasi. Ketika hp tertinggal, paniknya bukan main, apalagi sampai hilang bisa nangis darah mungkin. Yap, karena hp jaman now sangat bisa diandalkan untuk mempermudah dan membuat instan suatu urusan. Semua transaksi bisa dilakukan lewat hp. Apapun itu. Pokoknya serba instannn banggett. 

Mau beli makan, beli baju, beli perabotan bahkan untuk cari jodohpun udah ada aplikasinya. Kerennn bangeet kann. Menggenggam dunia seakan terasa mudah bagi yang bisa memanfaatkan teknologi ini dengan bijak. Namun, tidak boleh terlena dengan apa yang ada. Jangan sampai mengabaikan hal-hal prioritas dan kewajiban lainnya karena sibuk dengan hp/gadget. 

Coba bandingkan, seberapa sering beli kuota dibanding beli buku bacaan?? bukan berarti di hp ga bisa buat baca buku. Bahkan sangat tersedia jika ada niatan untuk berselancar di google book. Tapi bagi generasi 90-an, termasuk saya, buku tidak akan bisa tergantikan oleh apapun itu termasuk hp. Karena dengan membaca buku, fikiran bisa fokus dan saripati bacaan bisa dijadikan referensi untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan alam bawah sadar lebih merespon apa yang kita baca di buku daripada di hp. 

Pernah ga melakukan sesuatu hal yang ternyata setelah di ingat ingat lagi ternyata hal itu sudah kita baca sebelumnya?? kalau saya sering bangeet malah. Karena suka menstabilo kata kata penting di buku, maka ketika butuh tinggal buka dan baca lagi. Nah, kalau di hp kira kira bisa ga?? bisa sih, tapii?? coba jawab sendiri yaa.

Sekarang, dalam sehari berapa jam waktu dihabiskan untuk hp?? Apalagi sebagai khalifah di muka bumi, kita hidup di tengah tengah masyarakat yang artinya, harus sering bersilaturahim dan menjalin ukhuwah. 

Namun fenomena saat ini, malah menunjukkan hal sebaliknya. Kita menjadi manusia yang pasif dan kurang toleransi akibat kuatnya pengaruh gadget/hp tadi. Bahkan, hal yang paling miris, anak kecil yang belum sekolahpun lebih ngerti cara pakai hp dibandingkan orangtuanya. Bukankah ini dapat merusak fikiran dan adabnya terhadap orangtua?

Para orangtuapun akan menjadi kesulitan dalam mendidik anak mereka. Sadarkah para orangtua, bahwa anak adalah amanah yang nantinya akan dipertanggungjawabkan?? jangan sampai usia emas anak anak kita diracuni oleh gadget/hp dengan alasan biar dia diem dan ga rewel. Oleh sebab itu, sebagai madrasah anak anak (ibu) harus lebih dulu memiliki ilmu tentang cara mendidik anak. 

Perlunya referensi islami atau perbanyak beli buku buku islami sebagai bekal dan kesungguhan kita untuk bisa menjaga amanah yang diberikan Allah nantinya. Kita dapat mencontoh Rasulullah SAW dalam memberikan teladan mengenai cara mendidik anak sejak usia kandungan.

Taukah kita siapa penakluk konstantinopel?? Bagaimana dengan usia semuda itu (lebih kurang 21 tahun) telah menaklukkan Kerajaan Romawi yang telah berkuasa lebih kurang selama 11 abad lamanya?? 

Yap dia adalah Muhammad Al-Fatih. Beliau telah dipersiapkan sejak kecil untuk menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan. Didikan orangtuanya menghasilkan Muhammad Al-Fatih kecil telah menyelesaikan hafalan 30 juz, mempelajari hadis, belajar ilmu fikih, matematika, ilmu falak bahkan strategi perang. Bahkan diusia sangat muda, beliau telah menguasai 16 bahasa. Semenjak kecil sudah diajarkan tanggungjawab dan yang paling penting pendekatan pada ulama menjadi hal yang mutlak agar pemikirannya sesuai dengan konsep islami.

Apakah di jaman beliau, hp/gadget sudah ada?Jawabannya sama sekali tidak ada. Oleh karena itu, bagi yang mau menikah dan bersiap menjadi calon ibu, selayaknyalah kita paham akan cara mendidik anak hingga suatu saat walaupun tidak sesempurna Muhammad Al-Fatih, setidaknya mereka bisa menjaga adab dan menghormati kedua orangtuanya. Ingatlah, bahwa doa anak yang sholehlah yang menjadi amal jariyah ketika Allah sudah menyuruh pulang. 

Renungkanlah,,mau dibawa kemana masa depan anak kita??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun