Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Haruskah Bersikap "Controlling Behaviour" terhadap Pasangan?

9 Januari 2021   19:34 Diperbarui: 9 Januari 2021   22:17 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dilakukan oleh seseorang yang telah bersikap controlling behaviour terhadap pasangannya (Sumber: istockphoto.com)

Logikanya begini. Sebelum kita memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang dalam konteks-berpacaran, tentunya kita akan menjalani yang namanya pdkt (pendekatan).

Tidak mungkin, kita akan langsung memutuskan untuk menjalin suatu hubungan (berpacaran) apabila kita tidak suka, bukan. Melalui PDKT ini, secara langsung kita mulai melihat sikap, penampilan dan apapun itu yang bisa kita nilai sebagai kriteria idaman.

Akan tetapi, setelah memutuskan untuk berpacaran, banyak pasangan yang membuat peraturan seperti ini, dengan melarang pasangannya menggunakan make up. Masih tidak habis pikir saja, apa yang salah dengan make up.

Orangtuanya yang sejak lahir tinggal dengannya, tidak pernah melarang, ataupun mempermasalahkan anaknya untuk menggunakan make up.

Apabila yang dilakukannya memang berlebihan, sebelum dirimu yang melarang, kedua orangtuanya akan lebih dulu melakukan hal tersebut. Nyatanya, apa yang dilakukannya masih dalam batas kewajaran.

Kenapa kita yang baru hadir, malah membuat peraturan yang sulit diterima oleh akal sehat. Hingga mengekang dengan melarangnya untuk bermake up. 

Seseorang yang sudah sedari awal telah menerapkan daily make up routine, akan sulit melepaskan kebiasaan ini. Apabila tidak suka dengan caranya bermake up, kenapa masih memutuskan untuk berpacaran dengannya? Kan aneh jadinya.

Make up digunakan sebagai penunjang penampilan. Saya yakin, sebagian besar perempuan pasti sangat suka dengan namanya bermake up. Kalau bisa berpenampilan lebih baik, kenapa tidak.

Kedua, merasa tidak dipercayai
Saat menjalin suatu hubungan (berpacaran), tentunya harus saling memiliki kepercayaan terhadap pasang. Agar stigma negatif yang sering hadir tanpa diundang, bisa hilang tanpa harus berbekas.

Namun, semua ini akan berbeda bagi para controlling behaviour. Dirinya sulit mempercayai pasangan secara utuh. Berbagai macam cara dilakukannya dan berbagai macam peraturan diterapkannya.

Agar pasangannya bisa terus berada di bawah pengawasannya. Kita ambil contoh di atas pada nomor satu dan tiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun