Desa Tamanjaya, sebuah permata tersembunyi diujung Kecamatan Sumur, menyimpan keindahan alam dan keberagaman hayati yang memukau, terutama di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan keberadaan habitat langka Badak Bercula Satu dan kecantikan flora kokoleceran yang menjadi lambang Provinsi Banten, desa ini memadukan pesona alam dan keberagaman hayati dengan kehangatan dan keakraban atmosfer kehidupan komunitasnya
Selain menjadi bagian dari seksi pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Sumur, Desa Tamanjaya juga berfungsi sebagai pintu gerbang untuk masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Keberadaannya memberikan sentuhan unik dengan dominasi masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional, mencerminkan campuran budaya antara Sunda dan Baduy mendominsi. Bahasa yang umum digunakan di desa ini adalah bahasa Sunda, menambah kekayaan keberagaman budaya di lingkungan masyarakatnya.
Dengan hanya 200 Kepala Keluarga, Desa Tamanjaya, yang terletak di Taman Nasional Ujung Kulon, mengelola wilayah seluas 669 hektar. Dari luas tersebut, 243 hektar dialokasikan untuk kegiatan pertanian, sementara 293 hektar digunakan sebagai area pemukiman. Desa ini, yang terdiri dari 15 RT dan 3 Dusun, membentuk sebuah komunitas yang hangat dan akrab, menjadikannya tempat yang unik dan otentik di wilayah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon.
Namun, sebagaimana destinasi terpencil lainnya, Desa Tamanjaya dihadapkan pada tantangan aksesibilitas dan infrastruktur. Informasi terbaru hingga tahun 2024 menunjukkan bahwa jalan menuju desa masih mengalami kesulitan dan kerusakan sepanjang 5 km, tetapi kabar baiknya, rencana perbaikan jalan sedang disusun dan dijadwalkan untuk segera dilaksanakan di Tahun 2024 ini.
Perbaikan infrastruktur ini diharapkan dapat membuka pintu bagi petualangan baru, memungkinkan lebih banyak orang mengeksplorasi pesona alam dan keberagaman hayati yang dimiliki Desa Tamanjaya. Salah satu daya tarik utamanya adalah dermaga multifungsi, yang bukan hanya menjadi titik awal petualangan ke pulau-pulau eksotis, tetapi juga menjadi pintu gerbang menuju keindahan Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan adanya fasilitas pemandian air panas dan pulau-pulau yang menawarkan kekayaan alam, pengunjung dapat merasakan keunikan ekosistem dan keindahan alam yang menakjubkan.Â
Desa Tamanjaya tidak hanya mengundang Anda untuk merasakan keindahan alamnya, melainkan juga memanjakan lidah dengan warung-warungnya yang menyajikan hidangan lokal lezat. Nikmati cita rasa otentik daerah ini melalui beragam hidangan khas dan jajanan yang disuguhkan dengan harga yang terjangkau. Dari ikan laut segar hingga produk olahan lainnya, Desa Tamanjaya memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan untuk dinikmati oleh para pendatang.
Masyarakat Desa Tamanjaya, yang berada di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), masih memegang teguh nilai-nilai tradisional. Rumah-rumah panggung dan sederhana di sekitar TNUK mencerminkan kehidupan tradisional mereka. Interaksi erat antara masyarakat dan TNUK terjadi karena sebagian besar penduduk Desa Tamanjaya menggantungkan hidup mereka pada lahan kawasan tersebut. Mayoritas mencari nafkah melalui pertanian, perikanan, dan pariwisata terinspirasi oleh lokasi berdekatan dengan Gunung Honje dan Laut Selat Sunda. Meskipun jumlah penduduk terbatas, komunitas Dusun Cimenteng di Desa Tamanjaya tetap mempertahankan keaslian tradisi dan gaya hidup desa, menciptakan suasana damai dan autentik bagi pengunjung yang mencari ketenangan dari hiruk pikuk kota. Â
Selain kecantikan alam dan kehidupan masyarakatnya, Desa Tamanjaya juga menawarkan fasilitas pendidikan yang penting bagi perkembangan masyarakatnya. Tiga sekolah dasar, SD 1 Tamanjaya, SD 2 Tamanjaya, dan SD 3 Tamanjaya, memberikan pondasi pendidikan dasar bagi anak-anak di desa ini. Sementara itu, SMP 2 Sumur menjadi pilihan untuk para siswa yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Meskipun terletak di daerah pedalaman, pendidikan tetap menjadi prioritas untuk memberikan akses yang layak bagi generasi muda Desa Tamanjaya. Melalui fasilitas pendidikan ini, diharapkan anak-anak desa dapat tumbuh dan berkembang optimal, menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat yang hangat dan akrab.
Desa Tamanjaya juga memukau dengan keindahannya, perlu diingat bahwa aspek keamanan juga perlu diperhatikan. Perjalanan di malam hari dianggap berisiko karena minimnya penerangan di sepanjang jalan desa. Oleh karena itu, sebaiknya merencanakan petualangan pada siang hari, memastikan keselamatan sambil menikmati keindahan alam tanpa batasan.
Selain itu, beberapa hal penting lainnya perlu diingat. Jaringan komunikasi cenderung lemah setelah hujan, tetapi membaik saat cuaca cerah. Listrik pun dapat padam selama hujan. Keindahan hamparan jalan yang berkelok-kelok di antara bukit dengan pohon rindang, serta pantai yang memikat berada di bawah bahu kanan jalan, sungguh memikat mata dan mengundang untuk dieksplorasi tanpa henti. Mulusnya hamparan beton yang sesekali bersambung aspal mempermudah akses, sementara kelokan dan tanjakan di tengah perbukitan menambah seru dan keindahan perjalanan, menciptakan pengalaman yang tak hanya tentang tujuan, melainkan juga tentang perjalanan itu sendiri.
Dengan potensi pariwisatanya yang melimpah, Desa Tamanjaya mengajak para wisatawan untuk menjelajahi eksotisme dan merasakan keharmonisan antara laut, daratan, dan kehidupan masyarakat lokal. Perjalanan ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kisah hidup dan kebudayaan masyarakat Desa Tamanjaya yang beragam. Jadi, rencanakan perjalanan Anda segera dan sambutlah petualangan baru di Desa Tamanjaya, tempat keindahan sejati menunggu untuk diungkap.