Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Hanya orang biasa

Hidup ini indah kalau kita bisa menikmatinya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membunuh Akun Facebook

26 Juni 2011   12:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:09 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau saya boleh menilai, Facebook mengalami masa kejayaannya pada tahun 2009 dan 2010. Saat itu kalau kita ketemu teman pasti ditanya : apa nama Akun Fesbukmu? Ngetopnya fesbukdi saat itu diikuti dengan menjamurnya onlineshop-onlineshop yang gentayangan, ada yang asli dan ada yang berkedok kejahatan. Yang asli berdagang secara jujur, sedangkan yang berkedok kejahatan tujuannya menipu.

Membunuh sebuah Akun Fesbuk ternyata gampang. Ini pernah dialami oleh teman saya yang punya onlineshop asli yang dibinanya dengan bersusah payah. Teman saya ini membuka kios parfum di sebuah mall. Ketika Fesbuk sedang ngetop, dia ikutan membuka onlineshop di Fesbuk. Saat itu mencari teman masih belum dibatasi. Artinya kamu bisa mengirim permintaan pertemanan kepada siapa saja, sehari 100 permintaan pertemananpun tidak bakal di skors, tidak seperti sekarang yang jika kamu mengirim terlalu banyak permintaan pertemanan pada orang yang tidak kamu kenal, kamu akan diskors oleh sistem otorisasi fesbuk. Kesalahan pertama diskors 2 hari tidak boleh mengirim permintaan pertemanan, kesalahan kedua skorsnya digandakan menjadi 4 hari, begitu juga seterusnya sehingga kalau ada mata rusak yang suka koleksi teman cantik/keren lewat fesbuk, tak heran kena skorsing sampai 138 hari.

Teman saya tadi -yang membuka onlineshop- dalam waktu 6 bulan berhasil mengumpulkan 4999 teman sehingga dia membuka akun kedua. Dengan senyum lebar dia melapor padaku bahwa omzet onlineshopnya sehari bisa mencapai jutaan. Kalau keuntungan nett-nya 25 %, Wah.. sedap juga! (onlineshop selalu membebankan ongkir -ongkos kirim-pada pembeli sehingga keuntungannya tinggi).

Namun, suatu hari dia mendatangiku dengan wajah seperti orang mau menangis. Akunku tak bisa dibuka. Kami mengotak atik akunnya dengan berbagai cara. Kalau dimasukkan email dan password, muncul pemberitahuan : AKUN ANDA TELAH DINONAKTIFKAN KEMBALI. Silahkan menghubungi Pusat Bantuan. Ternyata menghubungi pusat bantuan samasusahnya dengan membuka akun itu sendiri.

Teman saya itu putus asa. Saya usulkan dia memasang pemberitahuan melalui akun kedua. Beberapa transaksi berhasil diselamatkan berkat catatan manual yang ada. Setelah itu, teman sayasibuk meng-add teman lagi. Kali ini dia membiarkan pc-nya terbuka sepanjang hari supaya bisa melayani pelanggan. 3bulan kemudian temannya sudah hampir 4000 lagi.

Suatu hari dia menelponku dengan panik : Tolong lihat Akun fesbuk onlineshop saya !

Cepat cepat aku loggin dan search ke akunnya. Yang kulihat di dinding profilenya sungguh membuatku terbelalak: Wall-nya penuh video klip kiriman berisi ....adegan porno !

Selang 2-3 menit muncul satu video klip, jumlahnya sudah tak terhitung.

Hanya dalam jangka tak sampai satu jam Akun itu sudah ditutupoleh penguasa Fesbuk.

Ternyata beginilah cara membunuh akun fesbuk saingan. Bagi yang memiliki onlineshop, berhati hatilah menjaga akun anda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun