Mohon tunggu...
Desi Puspitasari
Desi Puspitasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - belajar terus untuk kualitas hati semakin baik

SEORANG IBU DARI GADIS REMAJA MELUANGKAN WAKTU MENULISKAN PELAJARAN YANG DIDAPAT DARI KEGIATAN HARI-HARI YANG CUKUP MENANTANG. MENYADARI HIDUP INI BUKAN "PERJUANGAN" TAPI HARUS DILALUI DENGAN TEGAR. KARENA ITU,DISINI BISA JADI LUAPAN PELAMPIASAN. SEMOGA YANG POSITIF.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hangusnya "Golden Age"

26 Desember 2021   21:56 Diperbarui: 29 Desember 2021   22:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PERJALANAN part 1
"Anak"


Menjadi seorang ibu mengerahkan semua potensi dalam diri.
Tidak tergantung usia, saat melahirkan naluri keibuan otomatis muncul.
Ini belum soal kualitas mengajarkan, baru proses pematangan seiring pertumbuhan anak.

Usia 1-5 tahun menurut ilmiah "the golden age".
bagi Orangtua ideal moment ini tidak akan disia-siakan. Mereka akan optimal dalam mengasuh anaknya.
Tapi aku beda, sebagai ibu baru menghayati pentingnya anak diusia ini justru setelah masa itu lewat.
Pengetahuanku banyak dari baca tapi tidak mampu meng-aplikasikan.
Egoku sebagai oragtua maju terdepan, merasa problem yang dihadapi saat itu adalah yang utama. 

Perasaan kalutku saat itu harus dipahami.
Kesalahan besar! anak harusnya jadi terpenting walau problem tetap berjalan  mengontrol emosi tetap stabil adalah tugasku. Seharusnya..

PELAJARAN..
yang seharusnya..
Pentingnya suasana harmonis kedua orangtua dimasa anaknya "golden age" karena anak punya hak mendapatkan  asupan memori yang baik.
Anak melihat orangtua rukun, sukacita, mendapatkan ajaran kebaikan dari keduanya, memberi semangat ketika tidak bisa melakukan sesuatu, dan mendapat pelukan saat menhadapi kesedihan. sehingga self confident akan tumbuh otomatis dalam dirinya.

PENYESALAN..
Karena anak tumbuh ikut berkutat dalam problem oragtua maka dampak dari panjangnya situasi  buruk tersebut, anak menjadi tertutup.
Pendiam,takut salah, tidak berani mencoba hal baru karena takut gagal, dll.
Melihat anak seperti ini tentu ini hasil karya kami (orangtua).
Berhubung aku yang meyadari kesalahan ini maka aku harus memperbaiki.

yang aku lakukan dilangkah awal adalah mengubah cara menghadapi anak.
bicara dari yang saklak menjadi lentur.
Dari mendominasi pembicaraan menajdi banyak mendengar.
Terbiasa mengarahkan jadi minta pendapatnya.
Menjadikan pendapatnya sangat penting dalam sebuah keputusan.
Ini langkah mengembalikan kepercayaan dirinya.

Ketika usianya belasan
Aku libatkan dalam keputusan besarku.
Kemampuan sikapnya luar biasa, tidak memihak tapi menyerahkan kembali padaku.
Kutipan bahasanya  "ini kan soal hati bunda jadi buat aku yang terbaik untuk bunda juga terbaik untuk aku"

PESAN..
Apapun masalah yang kita hadapi,itu masalah kita.
Anak tetaplah anak, tanpa kamu coretkan tinta dia akan tetap tumbuh sesuai kodratnya.
Alagkah baiknya dia didampngi untuk bekal jalani hidup, dimasa dia nanti bisa jadi lebih berat dari masa kita saat ini.

Salam
Depe_i_am_13

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun