Mohon tunggu...
Deo Dwi Purwanto
Deo Dwi Purwanto Mohon Tunggu... Petani - Young Max Arok

Belajar tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aksara Srikandi Dwipa Raya

13 Mei 2021   21:13 Diperbarui: 13 Mei 2021   21:11 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nusantara bercahaya kemakmuran di tanah Dwipa Raya bermahkota intan permata bagi makhluk yang hidup di dalamnya, ia merupakan bentuk keindahan tiada Tara di alam semesta ini, selalu melahirkan berbagai ksatria hebat tanpa henti, berjiwa anggun merawat jago titisan pandawa tapi garang bagai Rahwana bila diusik kehidupannya, bumi lautan gunung dan samudera sahabat karib bagimu dalam melestarikan kehidupan ini, manusia engkau rawat sepenuh hati dari setetes air hina sampai tenggelam di telan bumi. Jikalau bumi ini musnah tak lebih  kepedulian akan cinta kasihmu membeku.

Wahai Kaum Perempuan yang terhormat begitu luas lembaran kisah perjalanan hidupmu tergores di penjuru dunia layak lukisan bergelora menentukan arus perputaran bumi, para raja tunduk sujud di hadapanmu, Panglima Perang memohon Doa kemenangan darimu, Jeritan Bayi meminta Air kehidupanmu, Anak kecil merengek mengharapkan Kasih sayangmu, suatu negara berkembang andai engkau mengikhlaskan Darma baktimu, kegelapan dapat menghardik matahari, siang ditelan senja namun lakonmu menerangi di tengah persimpangan itu, seakan-akan kehidupan revolusi ini engkau penentuannya.

Engkau Hadirkan Kartini di muka bumi ini, untuk menuntut rakyat mengenali peradaban maju, membina hubungan harmonis sesama rakyat, mendidik yang buta menjadi cerdas, menolong si pikun sadar kembali, menebarkan aroma Harum Hingga Benua biru nan jauh di sana, berjuang tanpa pamrih menuntun tanpa meminta, yang akan lekang oleh waktu bersemayam dalam bingkai Habis Gelap Terbitlah Terang.

Keras nan adil tiada pandang bulu walaupun buah hati tercinta begitulah bentuk kebijaksanaan yang mulia ratu Shima yang engkau lahirkan di alas Dwipa Raya Kalingga menuntut kemasyhuran bagi rakyat terkasih, penjahat kelas kakap, perampok bengis lari tunggang langgang mendengarmu berbicara, Penasihat membisu menatap pesona gerakmu menata sumber kelangsungan hidup Kalingga, tak mengherankan bila emas berkilau yang mampu membangkitkan kerakusan manusia, meronta kesakitan di masamu.

Duhai ibu para raja rebutan Kaum ksatria, keelokanmu membius bagi siapa pun memandang, sosok mulia leluhur para kerajaan besar di tanah Jawa Dwipa Raya Permaisuri Ken Dedes, Andaikan tiada engkau maka padamlah sastra di Nusantara ini, mungkin riwayat dinasti Majapahit hanya dongeng dusta belaka, Ramalan raja Jayabaya tak lahir pula jikalau engkau tak melahirkan para pendahulunya, suatu kerajaan dapat runtuh dan di bangun kembali tetapi garis Jiwa Kesatria hebat akan berasal dari titisanmu.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun