Di dalam Al-Qur`an akar kata 'ra-sya-da' muncul sebanyak 19 kali di 9 surat dalam 5 bentuk (derivasi). Rinciannya adalah sebagai berikut: Al-Baqarah muncul 2 kali, An-Nisa 1 kali, Al-A'raf 1 kali, Hud 3 kali, Al-Kahfi 4 kali, Al-Ambiya 1 kali, Ghafir 2 kali, Al-Hujurat 1 kali dan Al-Jinn 4 kali (https://www.quran-wiki.com/ayatRoots.php?q=r).
Lawan dari al-rusyd ada tiga: pertama, al-ghayy yaitu kesesatan yang dilakoni setelah mengetahui kebenaran (lihat QS. Al-Baqarah: 256 dan QS. Al-A'raf: 146). Kedua, al-syarr (keburukan) (Surat Al-Jin: 10). Ketiga, al-dharr yang artinya kemudaratan dan bahaya (lihat Surat Al-Jin: 21).
Dalam Surat An-Nisa ayat ke-6 Allah berfirman,
"Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah (balaghun nikah). Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah rusyd (cerdas, pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya."
Di Surat Al-An'am ayat 152, Allah berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa (balagha asyuddahu)."
Menurut Syaikh As-Sa'dy, 'balagha asyuddahu' dalam konteks ayat ini adalah dia baligh dan cerdas (rusyd) serta mengerti cara mengatur harta.
Dengan siapnya dia menikah, baligh, dan rusyd, maka kedewasaan si yatim telah lengkap baik secara fisik maupun mental.
Di Surat Al-Ambiya ayat 51 Allah menjadikan sosok Ibrahim sebagai orang yang memiliki al-rusyd.
"Dan sesungguhnya telah Kami karuniakan kepada Ibrahim rusyd-nya sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui keadaannya."
Menurut para ulama mufassirin, Ibrahim telah 'rusyd' sebelum dia baligh. Artinya kedewasaan dan kematangan dalam berpikir sudah ia miliki sebelum kematangannya secara fisik. Ini keistimewaan tersendiri bagi bapak para nabi itu. Karena kita ketahui selanjutnya - saat Ibrahim mencapai usia fata (pemuda)- ia bertindak frontal-lateral dengan menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya kemudian berargumentasi secara tandas dan rasional hingga kaumnya itu terdiam tidak sanggup membantah. Kepandaian beliau dalam berhujjah merupakan alamat dari sifat al-rusyd yang dikaruniakan Allah kepadanya (simpulan dari https://tafsirweb.com/5563-surat-al-anbiya-ayat-51.html).