Realitas memaksa kita untuk belajar mensyukuri keberkahan dan kebaikan di balik kesusahan dan musibah akibat pandemi. Dengan kata lain, mensyukuri rahmat tersembunyi (blessing in disguise).
Inilah saatnya dibutuhkan kelenturan dan adaptasi pada suatu kebiasaan baru. Mau beralih dari pegawai menjadi pedagang. Dari dunia nyata ke dunia maya. Dari berharap bantuan pemerintah menjadi lebih tangguh dan mandiri. Dari verbalisme ke arah tindakan nyata. Dari egois dan mementingkan diri sendiri menjadi lebih peduli. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!