Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

PTM di Simpang Jalan, Pergunu Jabar Ambil Sikap Beri Dukungan

27 Oktober 2021   19:17 Diperbarui: 27 Oktober 2021   19:26 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak - anak bersekolah secara tatap muka di sekolah. Kredit foto: akshayapatra /pixabay

Harapan orang tua, siswa dan guru untuk bisa sekolah secara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) meski masih terbatas di kota Bandung sedikit terganggu.

Pasalnya, sejumlah siswa dan guru dinyatakan positif covid-19 usai tes PCR. Jumlah nya pun terus bertambah, dari awal 80 siswa dan 4 orang guru, kini menjadi 117 orang siswa. Lantas apakah jumlah tersebut akan bertambah dan sekolah akan kembali memberlakukan Pembelajaran Tatap Jauh (PJJ) ?

Sebagai orang tua dengan dua orang anak yang sedang bersekolah di tingkat sekolah dasar dan menengah pertama tentunya berharap PTM terbatas yang baru saja berlangsung ini bisa diteruskan. Agar semangat belajar yang baru saja tumbuh tidak kembali layu. Apalagi, hal ini selaras dengan program pemerintahan presiden Jokowi yakni "SDM Unggul" yang tak boleh surut hanya karena pandemi covid 19.

Keresahan para orang tua murid ini, ditangkap oleh Persatuan Guru Nahdlatul ulama (pergunu). Bahkan Ketua Pergunu Jabar, H. Saepulloh, M. Pd menegaskan dukungannya pada Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim yang mendorong dilaksanakannya PTM.

Menurutnya, munculnya yang positif setelah melakukan PTM dipastikan akan terjadi, namun tidak boleh menghentikan pelaksanaan PTM. Solusinya, bagaimana kita mencegah, melokalisir yang postif, dan menyembuhkannya. Selain itu, Optimalisasi peran UKS/M (Unit Kesehatan Sekolah/Madrasah) dalam Satgas Covid-19 sangat diperlukan.

"Dan itu adalah kerjasama seluruh stakeholder pendidikan, bukan hanya Bapak Mendikbudristek, tapi orang tua, guru, komunitas sekolah, siswa, dan lingkungan sekolah, dan keluarga" ujar Gus Saepulloh - panggilan akrab Saepulloh dalam suatu perbincangan.

Gus Saepulloh menuturkan, prinsip kehati-hatian dalam menjalankannya (PTM) sangat diperlukan, karena vaksin belum mencakup seluruh guru dan siswa, selain itu beberapa siswa usia tertentu belum diperbolehkan vaksin.

"Dengan demikian berhati-hati dan tetap menjalankan protokol kesehatan adalah langkah wajib" tegasnya.

Sampai disini, semangat para orang tua, siswa dan guru mulai kembali tumbuh. Tapi persolan nya belum selesai sampai disitu, karena tidak sedikit sekolah yang sudah tatap muka, kembali tutup lagi, dan menyisakan korban covid-19 di kalangan guru yang sudah divaksin, lebih lagi siswa yang belum atau belum bisa divaksin.

Menjawab hal tersebut, Asep Rukmana selaku Ketua Lembaga Pengembangan Pengobatan Tradisional (LPPT) Pergunu mengatakan bahwa Herd Immunity melalui vaksin adalah salah satu solusi yang nyata, dan hal tersebut sedang digarap pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun